PAGUYUBAN KADER

RUMAH INTUISI - kenapa Korp Alumni Kader HMI tidak begitu mengganggu dalam dialog keseharian republik ini. hal ini terbersit diikiranku Atas peristiwa percakapanku dengan anak muda yang tidak lulus PPPK kemarin.
Aku pikir KAHMI perlu berbenah dari segala macam masa lalunya yang gemilang. Masa lalu yang gemilang itu hanyalah menyisakan kenangan, ia takkan pernah dapat kembali lagi. jika kita masih tetap berada di sana.
Masa depan kita adalah hari ini, hari dimana, KAHMI dianggap sebagai kumpulan senioritas yang wajib dihormati oleh adik-adiknya yang baik budi.
Jika masa depan kamu anggap besok, sehari atau dua hari lagi, itu hanya ilusi, tidak nyata dan bisa saja tidak pernah ada.
Sama halnya ketika Ketua Komisariat diserang tanyak oleh pengurus Cabang, " sudah siap suratnya, adinda?", Trus sang ketum tersebut bilang "Sudah bang, Tinggal di print". Sama aja kan, Bohong!
Selama ini, KAHMI sekedar paguyuban sebagai ajang kumpulan dari pada dianggap tiada. Bukan, bukan itu. Padahal, Kahmi adalah kumpulan mantan aktifis, kader tulen yang hari-harinya untuk ummat.
Kader Paripurna, aktitifitasnya sudah sampai pada level pengabdi, masak iya, tidak ada bedanya dengan Geng Motor, sekedar kumpul-kumpul.
Setidaknya KAHMI itu:
Pertama, kalau kumpul, ceritanya mengglobal atau setidaknya nasional regional, terkait kebijakan. Kritik dan analisis, hingga merumuskan gagasan untuk negosiasi kepada yang mempengaruhi kebijakan.
bukan ngomong gula darah berapa, siapa narik jula-jula. obat asam urat apa, mau kerja apa? flexing kemewahan dan capaian-capaian.
Kedua, jika beraktiitas, KAHMI sudah tidak terperangkap dengan rutinitas formalistik, sunat massal, berobat gratis, BAKTI Sosial, melainkan, ngosiasi kepada pemilik kebijakan agar kesehatan digratiskan, pendidikan dimaksimalkan untuk kaum tertinggal, kesejahteraan disemeratakan, diskusikan dengan stekholder, jika mereka melawan, Komisariat dan cabang sebagai pasukan, lantas serang!
Ketiga, Dalam level spiritualitas, Anggota Kahmi sudah selesai dalam pengalaman berketuhanan. Jadi tauladan, memiliki kestabilan spiritual, bukan lagi diributkan masalah kofar kafir, bid'ah sunnah. bicara spiritualitasnya sudah dalam tatanan pengaruh dan dampak sosial.
bicara tentang sabar dan pengendalian konflik sosial. Bicara Sholat dan kontrol kemaksiatan melalui tindakan preventif dan edukasi dini terhadap potensi patologi sosial. itu KAHMI..
Lho diakan cuma paguyuban, kumpul-kumpul, pulang dan makan..
Iya kumpulan kader kan? masa iya, kader dahulu kumpul, pulang duduk makan ...hahaha
Tinggalkan Komentar
Tambah Komentar
Blog Terkait

di Balik kisah Rihlah ilmiah Institut Jamiyah Mahmudiyah
RUMAH INTUISI - Minggu, 16 Februari 2025 tepat pukul 13.30 Waktu Malaysia, rombongan Institut Jamiyah Mahmudiyah mendarat di Bandara Kuala
Lebih Detail
Kunjungan PJ. Ketua TP PKK Langkat Di Desa Percontohan Kategori Posyandu Di Desa Teluk Bakung.
Tanjung Pura, Ibu Ny. Uke Retno Faisal Hasrimy selaku Pj. Ketua TP PKK Kabupaten Langkat melakukan kunjungan dan Pembinaan Desa Percontohan Kategori
Lebih Detail
Menelusuri Akar dari kebencian, Gus Miftah dan Sunhaji
RUMAH INTUISI - agaknya, akhir-akhir ini Roda Kemakmuran kapitalis dikendalikan oleh setumpuk kebencian. Cobalah tengok kasus-kasus viral belakangan ini. Bagaimana proses
Lebih Detail
Menjadi santri pelayan haji; sebuah Catatan akhir
RUMAH INTUISI - minggu, 9/06/24 tepat kloter 25 yang merupakan kloter terakhir dari jamaah haji Embarkasi Medan Sumatera Utara tiba di
Lebih DetailBlog Terkini

Tenang "Dalam Hati"

Muh. Zuhaili: Cahaya Alquran di Singapura

di Balik kisah Rihlah ilmiah Institut Jamiyah Mahmudiyah
Menu
Hubungi Kami
KOMUNITAS LITERASI PERADABAN
|
Tanjung Pura Kabupaten Langkat, Sumatera Utara - 20853 |
|
081360424202 |
|
muhammadsangbintang@gmail.com |