Menelusuri Akar dari kebencian, Gus Miftah dan Sunhaji

RUMAH INTUISI - agaknya, akhir-akhir ini Roda Kemakmuran kapitalis dikendalikan oleh setumpuk kebencian. Cobalah tengok kasus-kasus viral belakangan ini. Bagaimana proses kapitalisasi yang menggerakan emosional publik.
Viralisme di atas kebenaran faktuil. Orang-orang menganggap kebencian diukur dari satu sisi. yaitu sisi banyaknya orang-orang yang ikut menyebarkan objek informasi itu sendiri.
Sepotong Video perlakuan kasar misalnya, dipenggal di potong lalu diisi dengan narasi-narasi emosional melahirkan frame bahwa dalam video tersebut mengandung unsur kekerasan.
Padahal sesungguhnya, dalam video itu adalah perlawanan sesorang terhadap pelaku begal yang nyaris merenggut nyawanya. dalam meja hukum, si Korban menjadi tersangka.
Bagi Husserl, Filsuf yang dikenal sebagai bapak Fenomenologi, Fenomenologi adalah suatu kajian filsafat yang menggambarkan apa yang tampak bagi kita terhadap satu objek, tanpa pengandaian-pengandaian ataupun spekulasi hipotesis.
Tagline yang kerap jadikan pedoman beliau, "kembali kepada Objek itu sendiri". Artinya kita diajak untuk melepaskan pengandaian-pengandaian kita yang bisa saja itu salah dan amat subjektif, ketika melihat sesuatu.
Kasus Gus Miftah hendaknya kita lihat secara fenomenologis yang menerangkan kepada kita sebuah fenomena bahwa, pedagang es teh yang sedang diolok-olok pemuka agama yang akan mempunyai banyak kemungkinan-kemungkinan setelah fenomena itu berlalu.
dan, Kita seharusnya tidak terjebak dengan satu frame kemungkinan lantas menghakiminya sebagai terdakwa, (seorang pemuka agama yang tidak bermoral dalam lisan).
Sementra fenomena tersebut juga memberikan kemungkinan yang lain, bahwa banyak yang diuntungkan atas fenomena itu.
Pertama, Profit konten yang jelas bagi mereka yang berhasil meraup pundi-pundi (Ads, Endors, Kunjungan akun, jangkauan da sederet potensial Profit yang lain).
Kedua, Kebencian kita itu mempunyai akar yang tertanam jauh dan menghujam. Kalau kata Mbah Tejo, Bukan karna empati pada Penjual es Teh, karna kebencian kepada Gus Miftah saja yang sdah mengakar kuat.
Mungkin Kek Gitu!
Tinggalkan Komentar
Tambah Komentar
Blog Terkait

di Balik kisah Rihlah ilmiah Institut Jamiyah Mahmudiyah
RUMAH INTUISI - Minggu, 16 Februari 2025 tepat pukul 13.30 Waktu Malaysia, rombongan Institut Jamiyah Mahmudiyah mendarat di Bandara Kuala
Lebih Detail
Kunjungan PJ. Ketua TP PKK Langkat Di Desa Percontohan Kategori Posyandu Di Desa Teluk Bakung.
Tanjung Pura, Ibu Ny. Uke Retno Faisal Hasrimy selaku Pj. Ketua TP PKK Kabupaten Langkat melakukan kunjungan dan Pembinaan Desa Percontohan Kategori
Lebih Detail
Menjadi santri pelayan haji; sebuah Catatan akhir
RUMAH INTUISI - minggu, 9/06/24 tepat kloter 25 yang merupakan kloter terakhir dari jamaah haji Embarkasi Medan Sumatera Utara tiba di
Lebih Detail
PAGUYUBAN KADER
RUMAH INTUISI - kenapa Korp Alumni Kader HMI tidak begitu mengganggu dalam dialog keseharian republik ini. hal ini terbersit diikiranku Atas
Lebih DetailBlog Terkini

Tenang "Dalam Hati"

Muh. Zuhaili: Cahaya Alquran di Singapura

di Balik kisah Rihlah ilmiah Institut Jamiyah Mahmudiyah
Menu
Hubungi Kami
KOMUNITAS LITERASI PERADABAN
|
Tanjung Pura Kabupaten Langkat, Sumatera Utara - 20853 |
|
081360424202 |
|
muhammadsangbintang@gmail.com |