Menjadi santri pelayan haji; sebuah Catatan akhir
RUMAH INTUISI - minggu, 9/06/24 tepat kloter 25 yang merupakan kloter terakhir dari jamaah haji Embarkasi Medan Sumatera Utara tiba di Asrama haji pagi tadi. Hampir 25 hari melayani tamu Allah di Asrama haji hingga mereka diberangkkatkan ke tanah suci.
Banyak kisah selama melayani haji tersebut. suka duka dialami dan dihadapi dengan berusaha sedapat mungkin menghadapkan hati untuk tulus ikhlas mengabdi.
Melayani, sesungguhnya mendidik hati untuk selalu meredam ego dan keakuan. terutama melayani jamaah haji Lansia. Segala kebutuhan biologis mereka mesti dipenuhi agar perjalanan mereka lancar aman terkendali hingga sampai di tanah suci.
Manusia memiliki ego. Entah dari mana ego itu berasal dari dalam diri sendiri lingkungan sosial atau Tuhan dengan egoNya menciptakan manusia dan hal-hal dialektis yang lain, menjadi sebuah pembahasan panjang bagi kaum filsuf.
Dalam filsafat iqbal, ego disebuut Khudi, individualitas, mementingkan diri sendiri, juga dapat menjadi sebah kekuatan unik dan kreatif senantiasa bergerak maju.
Dengan kata lain, egois itu menjadi energi yang mampu menggerakkan denyut nadi peradaban manusia.Ego perlu dilatih dan dididik dengan didikan Ta'dib dan diri sendiri adalah sang Mu'adib.
dengan mentauladani diri sendiri, Binafsi, menjadi contoh untuk kemudian dapat ditiru orang lain. Melayani adalah proses belajar yang paling baik. Sebulan kami behasil tentunya dengan nilai masing-masing untuk dapat menjadi pelayan.
seumpanya seorang santri yang mengabdi berkhidmat kepada sang Kiyai yang memiliki karomah keilmuwan dan kewibawaan yang tinggi, siap mengabdi di sepanjang hari.
Bagaimana karakter seorang pelayan-jika tidak mau dibilang budak- yang ideal?, tentunya lebih mengedepankan pelayanan yang baik untuk Tuannya ketimbang melayani diri sendiri.
Sebulan bertugas, sembari menjalankan amanah yang diemban, mengedukasi diri sendiri dengan melatihnya untuk mengesampingkan ego dan indvidualitas diri.
Hari terakhir serasa bahagia becampur sedih. Masa-masa aktiftas melayani Lansia akan segera usai, tidak akan ditemukan lagi senyum dan tawa harap para lansia di Embarkasi Medan ini. Selamat jalan atok, andong, Opung... Mabrur, Mabrurah insyaAllah dengan izinNya kembali ke Indonesia dalam keadaan sehat.
Amin.
Tinggalkan Komentar
Tambah Komentar
Blog Terkait
Menelusuri Akar dari kebencian, Gus Miftah dan Sunhaji
RUMAH INTUISI - agaknya, akhir-akhir ini Roda Kemakmuran kapitalis dikendalikan oleh setumpuk kebencian. Cobalah tengok kasus-kasus viral belakangan ini. Bagaimana proses
Lebih DetailPAGUYUBAN KADER
RUMAH INTUISI - kenapa Korp Alumni Kader HMI tidak begitu mengganggu dalam dialog keseharian republik ini. hal ini terbersit diikiranku Atas
Lebih DetailRihlah Ilmiah: didampingi Dr. Muhizar, Ketua STAI JM menandatangani LoA bersama Kampus USM
RUMAH INTUISI - Jumat, 01/03/24 merupakan rangkaian terakhir perjalanan akedemik yang dilakukan oleh rombongan STAI JM Langkat. Pada kunjungan terakhir tersebut, Tim
Lebih DetailRihlah Ilmiah: STAI JM mengunjungi Universitas Fatoni, Thailand
RUMAH INTUISI - Setelah mengunjungi kampus UIS di Selangor, Tim Rihlah kemudian mengunjungi negeri Thailand dengan melakukan perjalanan lebih kurang 646
Lebih DetailBlog Terkini
Hari Natal: Duri di tengah jalan Pluralitas
Menelusuri Akar dari kebencian, Gus Miftah dan Sunhaji
PKM UNIMED: SERAH TERIMA TAMAN BACA RUMAH INTUISI
Menu
Hubungi Kami
KOMUNITAS LITERASI PERADABAN
|
Tanjung Pura Kabupaten Langkat, Sumatera Utara - 20853 |
|
081360424202 |
|
muhammadsangbintang@gmail.com |