Catatan Stoik #7: Pikiran di tengah Kemelut
CATATAN STOIK - Pernah Beberapa kali kerjaan menjadi sulit dilakukan karena terhambat banyak pikiran yang mengerubungi isi kepalaku. Saat itu aku tak sepenuhnya mengerjakan hal yang urgen dengan maksimal.
Pikiran sulit dikendalikan. Ibarat lalu lintas, berbagai kendaraan lalu lalang dan sulit untuk dikendalikan. konsentrasi pecah akibat arus pikiran tersebut tidak menentu.
Hingga sampai kepada titik yang paling ekstrem, aku tidak mampu berbuat apapun, disebabkan hal tersebut. Pikiran yang sulit dikendalikan adalah sebuah gangguan yang dapat saja menjadi masalah besar dalam hidup.
Kita akan mudah mengeluh, gampang stres lalu imbasnya melalukan hal-hal yang merusak diri atau mungkin orang lain. Kenapa hal itu dapat terjadi. Setelah mengenal STOIK ini, dan membaca beberapa buku yang mengajarkan tradisi filsafat Timur yang berasal dari Asia, Cina, India Budhisme, Zen, Tao dan sebagainya, kita dapat menyadari pentingnya memusatkan pikiran Tterhadap hal-hal yang banyak melintas dalam benak.
Aku sangat tertarik dengan apa yang sedang didedikasikan Bung Reza mengenai Filsafat Zen. Sebuah Filsafat Asia yang berfokus kepada sebelum Pikiran, sebelum kita mengenal kata-kata dan konsep.
Pikiran yang terfokus kepada apa yang sedang dialami saat ini, saat seseorang itu sedang berpikir. Dalam artikel di Portalnya, Ia kerap mengulang-ulang pentingnya kesadaran berpikir saat ini.
Beberapa kali kupraktikkan dan hasilnya sangat berpengaruh bagiku. Semacam Terapi jiwa, seketika stres hilang saat serangan berbagai macam pikiran bertubi-tubi di kepalaku, aku cukup menarik dan mengembalikannya pada satu titik pikiran. Memikirkan apa yang sedang aku alami, lakukan saat itu.
Beberapa menit dalam keadaan pikiran yang sadar tersebut, seolah-olah darah dan jantungku mengalir dan berdegup stabil, ada perasaan nyaman yang amat sulit aku ungkapkan dengan kata-kata.
Seperti tercerahkan, ada Deburan semangat yang amat deras muncul dalam jiwaku. Lalu entah mengapa, tiba-tiba saja ada solusi yang dapat aku terapkan terhadap masalah yang sedang aku alami saat itu.
Stoikisme, Zen dan Tradisi Filsafat Timur yang aku pelajari memberikan benang merah kehidupan yang berpusat inti kesadaran diri dalam hidupku. Hingga aku menghadapi situasi yang amat rumit sekalipun saat ini, Aku bisa hadapi dengan Stabil!. (RUMAH INTUISI)
Tinggalkan Komentar
Tambah Komentar
Blog Terkait
Catatan Stoik #17: Menjadi Manusia semesta
CATATAN STOIK - Dalam kehidupan ini, bolehlah kita menoleh kepada diri kita sendiri tentang bagaimana kita memperlakukan apa-apa yang berada di
Lebih DetailCATATAN STOIK #16: Selimut Keinginan
CATATAN STOIK - Keinginan terkadang dapat menjadi sebuah malapetaka. Keinginan malah menjadi penghambat manusia untuk mencapai keinginan itu sendiri. Berapa banyak
Lebih DetailCatatan Stoik #15: Belenggu kebiasaan Buruk
Catatan Stoik - Kebiasaan buruk merupakan sisi gelap masa lalu yang belum tuntas bagi seorang manusia. Ia merupakan kegiatan Amoral (apapun
Lebih DetailCatatan Stoik #14: Waktuku Habis Untuk Kepentingn Orang lain!
Catatan Stoik - Ketika itu, Berapa banyak waktuku tersedot habis memikirkan apa yang "baik" aku lakukan di mata Orang lain. Aku harus
Lebih DetailBlog Terkini
Hari Natal: Duri di tengah jalan Pluralitas
Menelusuri Akar dari kebencian, Gus Miftah dan Sunhaji
PKM UNIMED: SERAH TERIMA TAMAN BACA RUMAH INTUISI
Menu
Hubungi Kami
KOMUNITAS LITERASI PERADABAN
|
Tanjung Pura Kabupaten Langkat, Sumatera Utara - 20853 |
|
081360424202 |
|
muhammadsangbintang@gmail.com |