Catatan Stoik #5: Hidup Tanpa Niat
Catatan Stoik - Ketika kumembuka tirai jendela. Sinar matahari menyengat tubuhku, sinarnya segar, kulit-kulit poriku seperti mengembang, menyegarkan!
Aku pasang niat, sejak tadi malam. Semua harus dituntaskan hari ini. Pekerjaan-pekerjaanku yang belum tuntas. Janji-janjiku yang terlewat dan segala yang telah dijadwalkan jauh hari.
Semua ingin rasanya ku tuntaskan hari ini. Seabrek kegiatan seminggu belakangan ini memporakporandakan jadwal aktifitasku, bahkan untuk istirahat memejamkan mataku dengan tenang pun sepertinya tak kuasa.
Malam tadi tekadku sudah bulat. Setidaknya dua agenda sepanjang hari ini ku selesaikan. Agar apa-apa yang tertunda sedikit tidaknya dapat terlaksana.
Apa Lacur, badanku yang remuk redam. Seperti berontak menuntut haknya untuk istirahat. Setelah membuka jendela, sekonyong-konyong tanpa pikir panjang aku kembali ke ranjang.
Ranjang itu seakan melambai-lambai memanggilku untuk kembali ke Pulu Kapuk tempat awal pada dini hari tadi ku berlayar.
Tak kupikirkan rencana-rencana yang telah kususun itu. Buyar dibantai kelelahan yang keterlaluan. Padahal dari awal sudah niat!
Peristiwa itu adalah hal yang kecil. Perkara yang remeh temeh. Namun begitulah hidup dan dinamika yang berada di dalamnya.
Kita hidup mesti menyusun rencana dengan memasang niat yang kuat agar rencana apapun itu terlaksana dengan baik.
Berniat saja pun dapat gagal, apalagi menyusun rencana tanpa mendahulukan dengan niat, semuanya akan porak poranda.
Apapun yang kita lakukan, diawali dengan niat. Itu juga merupakan Tuntunan Agama (Seesuhnya segala perbuatan itu tergantung kepada niat).
Parameternya adalah niat. Membangun niat yang baik adalah menyediakan hati seluas samudra. melapangkan dada, meyakinkan diri bahwa kita manusia tempat salah dan lupa.
Karena manusia itu adalah salah dan lupa, perlu diingatkan dengan menancapkan niat ke dalam palung hati yang paling dalam. Untuk apapun itu.
Tinggalkan Komentar
Tambah Komentar
Blog Terkait
Catatan Stoik #17: Menjadi Manusia semesta
CATATAN STOIK - Dalam kehidupan ini, bolehlah kita menoleh kepada diri kita sendiri tentang bagaimana kita memperlakukan apa-apa yang berada di
Lebih DetailCATATAN STOIK #16: Selimut Keinginan
CATATAN STOIK - Keinginan terkadang dapat menjadi sebuah malapetaka. Keinginan malah menjadi penghambat manusia untuk mencapai keinginan itu sendiri. Berapa banyak
Lebih DetailCatatan Stoik #15: Belenggu kebiasaan Buruk
Catatan Stoik - Kebiasaan buruk merupakan sisi gelap masa lalu yang belum tuntas bagi seorang manusia. Ia merupakan kegiatan Amoral (apapun
Lebih DetailCatatan Stoik #14: Waktuku Habis Untuk Kepentingn Orang lain!
Catatan Stoik - Ketika itu, Berapa banyak waktuku tersedot habis memikirkan apa yang "baik" aku lakukan di mata Orang lain. Aku harus
Lebih DetailBlog Terkini
Hari Natal: Duri di tengah jalan Pluralitas
Menelusuri Akar dari kebencian, Gus Miftah dan Sunhaji
PKM UNIMED: SERAH TERIMA TAMAN BACA RUMAH INTUISI
Menu
Hubungi Kami
KOMUNITAS LITERASI PERADABAN
|
Tanjung Pura Kabupaten Langkat, Sumatera Utara - 20853 |
|
081360424202 |
|
muhammadsangbintang@gmail.com |