Catatan Stoik #10: Meneguhkan keyakinan
Catatan Stoik - Kita pasti pernah merasakan keraguan dalam menentukan jalan kehidupan. Mengambil sikap dan pilihan-pilihan hidup. Memilih baju yang terbaik dan serasi. Memilih pasangan hidup.
Memilih menu makanan. Teman tongkrongan, hoby dan kesenangan. Banyak hal yang pada mulanya kerap kita pilih diawali dengan sebuah keraguan.
Tapi cobalah kita renungi, flashback kembali ke belakang. Berapa persen pilihan yang kita tentukan tersebut yang berangkat dari sebuah keraguan?
Berapa persen dari pilihan tersebut yang berhasil sukses mengisi relung-relung hidup kita.
Berapa persen pula yang gagal? Dalam kehidupanku, rata-rata yang kupilih beralaskan keraguan pada awalnya, lalu kerap menjadi pilihan terbaik.
Kalaupun pilihan tersebut salah, Apa yang terjadi kemudian tidak serumit yang aku bayangkan.
Konsekuesi yang mengkhawatirkan, dari pilihan yang aku anggap salah tidak separah apa yang ada dalam pikiranku!
Overthingking sebagai akibat terbesar dalam menimbulkan keraguan. Keraguan yang kerap kali menjadi penghalang terbesar untuk melakukan tindakan-tindakan yang besar.
Katanya, 1000 kali kesalahan dari keputusan yang keliru, akan lebih baik dari pada tidak melakukan dan memilih apapun disebabkan takut melakukan kesahan, aku sepakat untuk itu.!
Mari kita renungi, Apa sesungguhnya dampak terburuk bagi anak manusia terhadap Kebenaran-kebenaran dunia yang relatif ini, ketika dipilih secara keliru?
Hancurnya prestasi? buruknya Presedensi, rusaknya citra diri dan semacam penilaian-penilaian di luar diri yang sulit untuk kita kendalikan sepenuhnya?
Bukankah Manusia itu tempat salah dan lupa?. Bukankah kita yang baharu akan kerap dirundung khilaf sampai kapanpun?.
Hari ini aku sangat memahami arti mahalnya sebuah pilihan. Hari ini aku paham betul bagaimana keraguan yang berada dalam pikiranku aku bentuk.
keraguan yang kubentuk bukan berdasarkan pretensi, persepsi dan prediksi manusia.
Keraguan yang kubentuk dalam pikirku sangat sederhana! Selama kebenaran itu merupakan sebuah kebenaran absolut (Abadi brangkat dari Tuhan), Aku akan memilihnya dengan meninggalkan rasionalitasku.
Selama kebenaran itu Relatif (Selalu dinamis dan berubah) aku akan memilihnya sesuai dengan apa yang aku inginkan, tanpa peduli dengan asumsi orang lain.
ini Tentang kehdupan dan pilihan kawan, tentang apa yang menjadi bahan bakar dalam menyalakan semangat untuk menentukan sebuah jalan kehidupan.
Kita tidak pernah tahu takdir dan ketentuan Tuan, namun Kita memilki kebebasan untuk memilih apapun yang menjadi takdir dan jalan hidup kita.
Tinggalkan Komentar
Tambah Komentar
Blog Terkait
Catatan Stoik #17: Menjadi Manusia semesta
CATATAN STOIK - Dalam kehidupan ini, bolehlah kita menoleh kepada diri kita sendiri tentang bagaimana kita memperlakukan apa-apa yang berada di
Lebih DetailCATATAN STOIK #16: Selimut Keinginan
CATATAN STOIK - Keinginan terkadang dapat menjadi sebuah malapetaka. Keinginan malah menjadi penghambat manusia untuk mencapai keinginan itu sendiri. Berapa banyak
Lebih DetailCatatan Stoik #15: Belenggu kebiasaan Buruk
Catatan Stoik - Kebiasaan buruk merupakan sisi gelap masa lalu yang belum tuntas bagi seorang manusia. Ia merupakan kegiatan Amoral (apapun
Lebih DetailCatatan Stoik #14: Waktuku Habis Untuk Kepentingn Orang lain!
Catatan Stoik - Ketika itu, Berapa banyak waktuku tersedot habis memikirkan apa yang "baik" aku lakukan di mata Orang lain. Aku harus
Lebih DetailBlog Terkini
Hari Natal: Duri di tengah jalan Pluralitas
Menelusuri Akar dari kebencian, Gus Miftah dan Sunhaji
PKM UNIMED: SERAH TERIMA TAMAN BACA RUMAH INTUISI
Menu
Hubungi Kami
KOMUNITAS LITERASI PERADABAN
|
Tanjung Pura Kabupaten Langkat, Sumatera Utara - 20853 |
|
081360424202 |
|
muhammadsangbintang@gmail.com |