Catatan Stoik #3: Mengetahui keinginan

Catatan Stoik #3: Mengetahui keinginan

CATATAN STOIK - Begitu banyak hal dalam hidup ini yang menjadi pilihan kita. Tentang Hobi, pekerjaan, sahabat dan teman dekat juga makanan dan banyak lagi.
Keinginan-keinginan tersebut  bercampur baur sehingga kita butuh seperangkat kemampuan yang dituntun akal budi untuk dapat memilahnya.
Aku mulai melakukan pilihan terhadap berbaai hal dalam hidupku. Trnyata tidak mudah memang. Kesannya seperti sebuah perkara yag ringan.
ternyata hal itu memerlukan kemampuan dan kedewasaan diri yang matang. Karena terkadang kita harus mampu melewati satu hal yang secara ego menjadi sebuah keinginan kita yang besar.
Keinginan yang begitu dalam dan harus terpenuhi tersebut degan terpaksa harus di Skip, dilewatkan atau dilupakan setelah dipili ditimbang dengan timbangan rasionalitas akal budi.

Aku kerap terjebak dengan sebuah pilihan. Pilihan yang tidak aku timbang dengan timbangan akal budi rasionalitas.

yang terjadi kemudian aku terjebak dengn pilihan yang tidak begitu penting. Dalam beberapa hal, dilema itu menjadi konflik diri yang begitubesar  lalu berimbas kepada konflik dengan orang-orang di sekitarku.

Menginsyafi hal itu, aku kemudian harus mampu memilih pilihan dalam hidupku dengan rasio. Dalam membeli sesuatu hal misalnya, aku harus mampu membedakan antara barang yang aku butuhkan saat ini dengan barang yang aku inginkan.

Sebab, ada batasan antara kebutuhan dan keinginan. Tidak semua yang kuinginkan saat ini menjai kebutuhanku. Dan terkadang, yang kubutuhkan tak pernah tertulis dalam daftar keinginan dalam egoku.

Pertentangan batin itu yang terkadang menjadi dilema bagiku dalam memutuskan tindakan yang tepat untuk memilih. Manusia utama berarti orang yang hidup atau bertindak sesuai dengan tuntunan akal budi, kata Aritoteles.

Pagi ini, aku mendapatkan pemahaman dalam hal memilih piliha-pilihan dalam hidup. Sesuai dengan apa yang dikatakan Aristotels, akal budi adalah timbangan kehidupan yang amat bijaksana.

Akal budi menuntunku harus mampu memilah pilihan, dan mengkategorisasinya menjadi seusatu yang "penting" dan "tidak penting".

"Penting" adalah hal yang dibutuhkan, namun bukan berarti dan belum tentu menjadi hal yang diinginkan.

Misalnya dalam sebuah contoh sehari-hari, seorang anak yang akan menghadapi Ujian Akhir dalam waktu dekat ini, Ia harus memilih bangun lebih awal di pagi hari, menghafal dan belajar mata pelajaran yang akan diujiankan, dari pada ia tertidur bangun sebagaimana biasanya dengan santai tanpa belajar yang akan berakibat ia mendapatkan nilai yang buruk di akhir Ujiannya.

Seorang Petani memilih merawat tanamannya dengan baik untuk mendapatkan hasil panen yang berkualitas ketimbang menabur dan menanam benih, lalu dibiarkan begitu saja menunggu hari panen yang mengakibatkan hasil panen tanamannya dapat dipastikan tidak berkualitas.

Semua itu tentang Pilihan. Embun pagi dan rintik hujan perlahan-lahan membasahi daun jendela rumahku, aku bangun, lalu melihat keluar dan pikirku menerawang, ternyata ada banyak pilihan yang harus kutentukan dalam tindakan melalui tuntunan akal budiku.


Minggu, 18 Juni 2023 10:42 WIB
Administrator
250 Lihat kali

Tinggalkan Komentar

0 Komentar

Blog Terkait

News
03 Agustus 2023 18:07

Catatan Stoik #17: Menjadi Manusia semesta

CATATAN STOIK - Dalam kehidupan ini, bolehlah kita menoleh kepada diri kita sendiri tentang bagaimana kita memperlakukan apa-apa yang berada di

Lebih Detail
News
25 Juli 2023 23:18

CATATAN STOIK #16: Selimut Keinginan

CATATAN STOIK - Keinginan terkadang dapat menjadi sebuah malapetaka. Keinginan malah menjadi penghambat manusia untuk mencapai keinginan itu sendiri. Berapa banyak

Lebih Detail
News
09 Juli 2023 00:23

Catatan Stoik #15: Belenggu kebiasaan Buruk

Catatan Stoik - Kebiasaan buruk merupakan sisi gelap masa lalu yang belum tuntas bagi seorang manusia. Ia merupakan kegiatan Amoral (apapun

Lebih Detail
News
06 Juli 2023 22:05

Catatan Stoik #14: Waktuku Habis Untuk Kepentingn Orang lain!

Catatan Stoik - Ketika itu, Berapa banyak waktuku tersedot habis memikirkan apa yang "baik" aku lakukan di mata Orang lain. Aku harus

Lebih Detail