Pendidikan yang mendidik: Bulir-bulir Pengajaran dalam Kitab Sabilul Ibad

Pendidikan yang mendidik: Bulir-bulir Pengajaran dalam Kitab Sabilul Ibad

RUMAH INTUISI - mencetak manusia berbudi luhur, tidak serupa dengan mencetak kue bakar dalam loyang lalu memasukkannya dalam oven pembakar, setelah itu langsung jadi serta dapat dinikmati dan habis seketika. Mencetak manusia juga tidak semudah seperti yang dilihat pada kebanyakan peristiwa dan fenomena di seputar kita. 
Teringat sebuah peristiwa kecil yang terjadi secara spontan dan alamiah. Menjelang event hari kemerdekaan. Biasanya diselenggarakan berbagai jeni perlombaan. pada salah satu perlombaan gerak jalan tingkat sekolah dasar, seorang guru, juga seorang ustad, berkali-kali menelpon salah sorang guru yang menjadi panitia perlombaan tersebut untuk "menitip" nomor untuk diberikan kepada muridnya yang akan ikut lomba. Padahal sesuai dengan peraturan dan kesepakatan, berasaskan keadilan, pengambilan nomor itu dilaksanakan pada H-3 perlombaan dan dilakukan secara transparan dan seluruh guru pendamping peserta menjadi petugas dalam  mengambil nomor peserta dan dilakukan secara random.
Namun oknum guru tersebut ingin "menitip" nomor agar anak muridnya yang menjadi peserta lomba yang mendapat nomor  awal dengan tujuan agar mendapatan penampilan di awal. Tindakan seperti itu adalah cikal bakal tumbuhnya kebiasaan nepotisme yang mirisnya dimulai dari sang pendidik.
Pendidik yang seyogyanya mengajarkan nilai-nilai luhur, namun hanya sampai sebatas kurikulum yang terkungkung dalam satuan silabush namun sangat berseberangan dari realita yang terjadi dan celakanya, kontras terhadap apa yang dilakukan oleh sang guru tersebut.
Hal itu menjadi sebuah paradoks. Nilai-nilai luhur yang membentuk karakter peserta didik akan dengan sangat mudah diajarkan kepada peserta didik dengan satu kata kunci, Learning by Doing.  walau kita mengajarkan anak SD sholat lima waktu misalnya, kita terlebih dahulu sudah selesai dalam mendisiplinkan diri kita untuk taat kepada perintah sholat lima waktu tersebut. Inilah sesungguhnya ketauladanan!
Ibhaim Al Laqqani dalam kitabnya Sabilul Ibad yang diterjemahkan oleh kiai Sholeh darat menjelaskan tentang 17  adab untuk seorang guru yang juga merupakan orang yang berilmu salah satunya yang berkaitan dengan apa yang dibahas di atas adalah, orang alim harus bertaqwa, agar perbuatan dan ucapannya dapat ditiru orang awam. Jangan menyuruh orang awam bertaqwa padahal dirinya sendiri belum melakukannya. Jangan seperti sumbu atau lilin, mampu menyinari yang lain tapi dirinya sendiri terbakar dan hancur.
Ungkapan tersebut memiliki makna yang tegas dan jelas, bagaimana seorang alim dan berilmu dalam hal ini adalah guru benar-benar dapat menjadikan dirinya sebagai citra yang baik dengan memulainya terlebih dahulu. menghidupkan cahaya diri dengan menjaga marwah hingga cahaya itu benar-benar mencerahkan.
Bangsa ini belum sepenuhnya memiliki Guru yang dapat menjadi tauladan sesungguhnya. Pendidikan terus mengalami optimasi baik dari segi kurikulum, metode dan evaluasi, namun tidak sepenuhnya berbanding lurus dengan pembentukan nilai-nilai luhur yang berkarakter.
Bangsa ini banyak menghasilkan para ilmuwan yang cemerlang dan kompetitif, namun sedikit sekali menghasilkan para ilmuwan yang rendah hati, ilmunya bermanfaat bagi orang lain. Bangsa ini cukup banyak mencetak Pemimpin yang cakap dalam berkuasa namun bangsa ini memiliki sedikit pemimpin yang empati dan mampu berlaku adil.


Jumat, 12 Agustus 2022 23:45 WIB
Administrator
203 Lihat kali

Tinggalkan Komentar

0 Komentar

Blog Terkait

News
25 Desember 2024 16:09

Hari Natal: Duri di tengah jalan Pluralitas

RUMAH INTUISI - ingat Hadis rasul tentang tingkat ke imanan yang mempunyai tujuh puluh tingkatan dan menyingkirkan duri di jalan adalah

Lebih Detail
News
01 Januari 2024 19:36

Catatan Akhir Tahun; Menjadi hidup apa adanya

RUMAH INTUISI - Ada yang sedikit menggelitik dari pemilihan judul artikel ini. Lebih memilih penggunaan kata "Menjadi" dari pada menjalani

Lebih Detail
News
28 Juli 2023 01:45

Para Pendaras Kalimat Cinta, Sebuah Epilog

RUMAH INTUISI - Ketika pertama kali rombongan haji menginjakkan kaki di Tanah Deli, dari perjalanan jauh di semenanjung dua Kota suci

Lebih Detail
News
18 Juli 2023 23:28

1 Muharram: Konsep waktu dalam Filsafat

RUMAH INTUISI - Hari berganti hari, tiba saatnya tahun baru Islam 1 Muharam 1445 H mengunjungi umat manusia dalam sepanjang tahun

Lebih Detail