KASUS GURU CABUL DI LANGKAT: Nestapa dunia Pendidikan di Tanah Melayu

KASUS GURU CABUL DI LANGKAT: Nestapa dunia Pendidikan di Tanah Melayu

INTUISI OPINI - Beberapa hari yang lalu beredar deretan berita di dunia Maya tentang kasus pencabulan salah satu Oknum Guru Honorer di Kabupaten Langkat. Kabupaten yang pernah mendapatkan penghargaan sebagai Kota Layak anak pada tahun 2022 yang lalu dengan kategori Pratama.

Namun hari ini miris, ketika Pencabulan yang dilakukan oknum Guru Olahraga di salah satu SD yang ada di Kabupaten Langkat, sangat kontras dengan penghargaan yang didapatkan tersebut.

Melalui penuturan sang Anak kepada orang tuanya, terbukalah kejadian laknat tersebut, bahwa sang Pelaku melakukan Cabul dengan memegang kemaluan si korban pada saat jam pelajaran Olah raga. 

Lihat Opini Lainnya :  Bupati dapatkan Penghargaan dai PCNU Langkat

Peristiwa itu menjerat korban dengan pasal Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Sungguh miris kejadian ini terjadi, dimana Guru adalah orang tua kedua ketika mereka sedang berada di luar rumah kedua orang tua kandungnya. Dengan harapan bahwa mereka di didik dengan ketauladanan dan nilai-nilai moralitas yang tinggi.

Apa lacur, Alih-alih nilai moralitas dan ketauladanan  yang didapatkan sang Anak, dengan malangnya sang anak bahkan menjadi contoh tindakan amoral yang celakanya dipraktekkan oleh sang guru yang harusnya menjadi tauladan mereka secara moral!.

Apa yang salah sebenarnya dalam dunia pendidikan kita? apakah para guru-guru kita mengajarkan hal yang salah sehingga kita sebagai muridnya menjadi penerusnya yang tidak mewarisi ketauladanan mereka?

Kasus ini merupakan kasus yang terjadi di antara banyak kasus serupa kerap terjadi di negeri ini.  Jika kita melihat graffik Presentase Tingkat kekerasan terhadap perempuan dan anak pada laman resmi KemenPPPA,  Sumatera Utara memiliki rata-rat jumlah tingkat kekerasan  anak berkisar 143 Korban dengan Range antara 0 sampai dengan 2,5 persen/tahun 2023 ini, lebih besar dibandingkan Sumatera Barat.

Memang, dibandingkan tahun 2022, dalam data yang sama Jumlah kekerasan terhadap anak di Sumatera Utara lebih besar dengan jumlah 212 Korban. Namun untuk kabupaten Langkat sendiri, dari tahun 2022 jumlah kekersan terhadap anak sudah meningkat, tercatat lebih dari 10 kasus pencabulan yang ada di langkat.

Fenomena ini menggelisahkan kita semua. Peran pendampingan terhadap anak kiranya lebih dioptimalkan kembali agar tindakan preventif pencegahan dini terhadap perbuatan laknat ini dapat dilakukan.

Selain itu, Dunia pendidikan harus sesegera mungkin melakukan evaluasi, bukan hanya sistem pendidikan (yaitu komponen pendidikan yang termasuk dalam sistem Pendidikan Nasional), melainkan menanamkan Ruh Tauhid, teologis dalam kerangka falsafah Pendidikan, Ta'lim (mengajarkan kognitif), Ta'adib (menjadikan mengajarkan keadaban berdasarkan ketauladanan diri) dan Tarbiyah ( membimbing, mengarahkan dan mengembangkan).

Dalam agama apapun, pendidikan spiritual, mengenalkan keEsaan Tuhan adalh merupakan hal yang pertama sekali diajarkan oleh peserta didik sebelum ilmu-ilmu yang lain diberikan kepada mereka.

Kita melupakan pendidikan yang paling mendasar karena kekaguman kita kepada ilmu pengetahuan yang membuat seseorang itu sukses, kaya raya dan berhasil secara materi. sementara Pendidikan menjadikan dan menjanjikan terjadinya proses perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik.

Kalau begini terus, pendidikan Bangsa Indonesia ini akan mengalami kenestapaan yang tidak ada akhirnya. Langkat adalah tanah Melayu, Tunjuk ajar menjadi nilai luhur yang dipedomani, orang-orang meninggalkan petuah para orang lama. Sungguh Miris dan Nestapa! (RUMAH INTUISI)

 

 


Kamis, 12 Oktober 2023 23:53 WIB
Administrator
406 Lihat kali

Tinggalkan Komentar

1 Komentar
  • 13 Oktober 2023 - 06:04 WIB

    Sepertinya perlu dilakukan tes psikologi secara berkala bagi seluruh guru di Indonesia.

    Muhammad Khair

Blog Terkait

News
13 Desember 2024 20:11

Menelusuri Akar dari kebencian, Gus Miftah dan Sunhaji

RUMAH INTUISI - agaknya, akhir-akhir ini Roda Kemakmuran kapitalis dikendalikan oleh setumpuk kebencian. Cobalah tengok kasus-kasus viral belakangan ini. Bagaimana proses

Lebih Detail
News
09 Juni 2024 14:51

Menjadi santri pelayan haji; sebuah Catatan akhir

RUMAH INTUISI - minggu, 9/06/24 tepat kloter 25 yang merupakan kloter terakhir dari jamaah haji Embarkasi Medan Sumatera Utara tiba di

Lebih Detail
News
04 Juni 2024 23:31

PAGUYUBAN KADER

RUMAH INTUISI - kenapa Korp Alumni Kader HMI tidak begitu mengganggu dalam dialog keseharian republik ini. hal ini terbersit diikiranku Atas

Lebih Detail
News
05 Maret 2024 09:17

Rihlah Ilmiah: didampingi Dr. Muhizar, Ketua STAI JM menandatangani LoA bersama Kampus USM

RUMAH INTUISI - Jumat, 01/03/24 merupakan rangkaian terakhir perjalanan akedemik yang dilakukan oleh rombongan STAI JM Langkat. Pada kunjungan terakhir tersebut, Tim

Lebih Detail