Kekayaan orang-orang Miskin
RUMAH INTUISI - Dalam Hadis, sangat dekat sekali hubungan antara Miskin dan menjadi kafir. Secara faktuil apa yang dinarasikan Nabi tersebut menjadikan sebuah realita.
Banyak dari sebahagian umat yang beragama, terlontar dari tiang keyakinannya lalu berpindah, bahkan tidak mempercayai Tuhan yang menciptakan Takdir buruk menurutnya, hanya karena serangan kemiskinan yang menggerogotinya.
Bukan hanya Murtad, Mualaf, menjadi agnotis adalah juga merupakan dilema umat manusia pada zaman modern hari ini.
Bukan tanggung-tanggung, penyakit akidah itu, perlahan-lahan meradang tanpa pernah ia sadari. perlahan-lahan. menyerang kaum elit bahkan.
Kalau tidak percaya, mari pelan-pelan kita telusuri melalui studi kasus yang paling sederhana. Kasus pemurtadan yang paling kuno mungkin tidak akan cukup mempengaruhi argumentasi kita.
Kita anggap mereka yang kelaparan, berbekas Indomie-katanya, lalu pindah agama, adalah orang yang kehilangan kewarasan dalam kehidupannya.
Mungkin kita masih dapat menghindari contoh demikian. Namun titik yang paling ektrim dalam akidah kita kerap terjadi di sekitar kita.
Misalnya, Kepercayaan kita terhadap Eksistensi Tuhan. EKsistensi Tuhan dalam bentuk memberikan takdir dan rezeki kepada Makhluknya.
Tertarik dengan apa yang dilontarkan Mbah Sujiwo Tejo, Presiden Jancuker. Letak dari penghinaan seorang terhadap Tuhan dan agamaNya bukanlah kepada penistaan terhadap ajaran-ajaranNya.
Merendahkan hukum syariatnya, tetapi ketika engkau masih berpikir dengan penuh keraguan seraya bergumam dalam hati, Besok aku bisa makan gak ya?".... itu sudah menghina martabat Tuhan.
Tuhan maha kaya, bahkan ulat dalam lobang kecil nan dalam sekalipun IA pikirkan bagaimana makan dan rizkinya. Konon lagi manusia yang diberikan akal sebagai instrument mengejar rezeki yang terbentang luas di langit.
tidak percaya akan keMahakayaan Tuhan merupakan Atheis yang berkedok agamis. Orang Sholat hajat karena mempunyai hajat. Puasa dengan niat dunia, namun setelah tak tercapai dia klaim, Tuhan sedang mengujinya.
Padahal Tuhan marah padaNya kurang usaha dan kurang ikhlas berdoa!.
Kemiskinan sesungguhnya bukan terletak kepada kuantitatif nominal harta kekayaan siempunya. Melainkan Pandangan hidup.
cara berpikir dan berpedoman bagaimana melihat kebahagiaan dalam hidup. Sering kita temukan orang yang tidak berkecukupan dalam materi namun memiliki kekayaan dalam hatinya.
menaiki sepeda ontel, berkarungkan baju tambal sana-sini, namun dia bahagia dan menatap pilu karena melihat seseorang yang mengendarai Rubicon namun raut wajahnya amat sedih plus ketakutan sebentar lagi kekayaannya disita negara.
Sungguh.. Yang KAYA adalah mereka yang kita anggap miskin, dan kekayaan orang-orang miskin adalah kebahagiaan mereka.
Tinggalkan Komentar
Tambah Komentar
Blog Terkait
Hari Natal: Duri di tengah jalan Pluralitas
RUMAH INTUISI - ingat Hadis rasul tentang tingkat ke imanan yang mempunyai tujuh puluh tingkatan dan menyingkirkan duri di jalan adalah
Lebih DetailCatatan Akhir Tahun; Menjadi hidup apa adanya
RUMAH INTUISI - Ada yang sedikit menggelitik dari pemilihan judul artikel ini. Lebih memilih penggunaan kata "Menjadi" dari pada menjalani
Lebih DetailPara Pendaras Kalimat Cinta, Sebuah Epilog
RUMAH INTUISI - Ketika pertama kali rombongan haji menginjakkan kaki di Tanah Deli, dari perjalanan jauh di semenanjung dua Kota suci
Lebih Detail1 Muharram: Konsep waktu dalam Filsafat
RUMAH INTUISI - Hari berganti hari, tiba saatnya tahun baru Islam 1 Muharam 1445 H mengunjungi umat manusia dalam sepanjang tahun
Lebih DetailBlog Terkini
Hari Natal: Duri di tengah jalan Pluralitas
Menelusuri Akar dari kebencian, Gus Miftah dan Sunhaji
PKM UNIMED: SERAH TERIMA TAMAN BACA RUMAH INTUISI
Menu
Hubungi Kami
KOMUNITAS LITERASI PERADABAN
|
Tanjung Pura Kabupaten Langkat, Sumatera Utara - 20853 |
|
081360424202 |
|
muhammadsangbintang@gmail.com |