Sahabat HSP: Ucapkan, Terimakasih Nak!

Sahabat HSP: Ucapkan, Terimakasih Nak!

RUMAH INTUISI - Suatu malam, di tengah kesunyian, Asap rokok lelaki itu mengepul lalu berserakan di udara dihempas angin malam. Duduk di beranda teras rumah dengan tatapan lurus ke depan. 

Lelaki itu kelihatannya merumuskan sesuatu yang agaknya ingin ia diskusikan, seperti kerap ia lakukan ketika bertemu denganku.

"Syaikh, aku berpikir, kenapa kita selaku orang tua kerap merasakan telah amat berjasa melahirkan serta mengasuh anak-anak kita,"Lelaki itu mulai membuka diskusi yang bersarang dalam pikirannya tadi.

"Coba kalau sekiranya logikanya di balik. Kita orang tua harusnya mengucapkan terima kasih kepada anak kita. Ia lahir sebagai anak kita. Ia menjadi hadiah yang merupakan anugrah dari Tuhan untuk kita", Lanjut lelaki itu.

Anak kita lahir tidak dapat memilih dirahim siapa ia akan dilahirkan. Kepada siapa ia memanggil ayah dan Ibu. 

Kalau ia boleh memilih, tentunya ia akan memilih kepada orang yang pantas baginya, yang mampu memberikan kebahagian untuknya.
boleh jadi pilihannya bukan kita. Bisa jadi ia lebih memilih orang lain dari pada kita.

Terkadang orang tua merasa amat berjasa telah melahirkan, membesarkan anak sehingga prinsip merasa memiliki yang pada akhirnya melahirkan otoritas penuh pada sang anak.

Lalu kemudian sang anak dipaksakan patuh taat apapun perintah orang tua. memaksakan pilihan orang tua kepada anak.

Menyekolahkan anak sesuai dengan keinginan orang tua, memilihkan baju, memasukkan anak ke tempat les Privat berdasarkan keinginan orang tua.

Meskipun pilihan  tersebut baik untuk sang anak serta masa depannya, namun perlahan-lahan ia akan tumbuh seiring terkikisnnya orisinalitas dan jati dirinya.

Ia tumbuh menjadi karakter yang tidak otentik. Semasa kecilnya ia tumbuh dan dirawat oleh keinginan dan kemauan ibu bapaknya. Terang lelaki itu padaku.

Aku mengambil secangkir kopi yang berada di sampingku, lalu meminumnya perlahan-lahan. Ampas kopi terasa dimulutku menandakan ia sudah hampir habis, lalu kemudian aku  menanggapi lelaki itu.

Terkadang kebaikan itu harus lahir dari pilihan yang berat yai, pilihan-pilihan orang tua untuk anaknya memang kerap amat berat untuk anak itu sendiri, namun itu hakikatnya kebaikan untuknya.  sela ku.

Benar Syaikh, Namun sampai kapan kebaikan itu diproduksi oleh pilihan yang terikat tanpa pilihan yang benar-benar otentik berdasarkan kebebasan pilihan seorang anak manusia itu sendiri?

Jika saja sedari kecil ia didik di Madrasah pertamanya sebagai manusia yang tidak mandiri terhadap pilihan-pilan kehidupan? Ia menatapku lalu kembali menghisap rokoknya dan menghempaskan asapnya di udara malam yang semakin dingin.

Aku merenung sejenak, dan bergumam, benar juga seperti yang disampaikan lelaki ini. Ia memiliki pandangan hidup yang unik dan orisinal. Kalau beliau jadi wakil rakyat,  tentunya rakyat semakin banyak mengalami edukasi dari pemikirannya!

Negara ini akan bangkit dari pemikir-pemikir muda yang gelisah terhadap ketimpangan kebenaran. Negara ini akan bangkit di tangan para wakil rakyat yang kerap gelisah jika suaranya tidak didengar kuat di Rimbunan parlemen yang penuh kepentingan oligarkis.

Negara ini akan hancur di tangan wakil rakyat yang berasal dari anak-anak yang dididik dari otorisasi kekuasaan para orang tuanya ketika kecil. Pasti itu!


Selasa, 09 Mei 2023 23:31 WIB
Administrator
153 Lihat kali

Tinggalkan Komentar

0 Komentar

Blog Terkait

News
25 Desember 2024 16:09

Hari Natal: Duri di tengah jalan Pluralitas

RUMAH INTUISI - ingat Hadis rasul tentang tingkat ke imanan yang mempunyai tujuh puluh tingkatan dan menyingkirkan duri di jalan adalah

Lebih Detail
News
01 Januari 2024 19:36

Catatan Akhir Tahun; Menjadi hidup apa adanya

RUMAH INTUISI - Ada yang sedikit menggelitik dari pemilihan judul artikel ini. Lebih memilih penggunaan kata "Menjadi" dari pada menjalani

Lebih Detail
News
28 Juli 2023 01:45

Para Pendaras Kalimat Cinta, Sebuah Epilog

RUMAH INTUISI - Ketika pertama kali rombongan haji menginjakkan kaki di Tanah Deli, dari perjalanan jauh di semenanjung dua Kota suci

Lebih Detail
News
18 Juli 2023 23:28

1 Muharram: Konsep waktu dalam Filsafat

RUMAH INTUISI - Hari berganti hari, tiba saatnya tahun baru Islam 1 Muharam 1445 H mengunjungi umat manusia dalam sepanjang tahun

Lebih Detail