Tanjung Pura dan Nyala Api Islam: Refleksi Muharam Agung 1444 H
RUMAH INTUISI - Malam ini,/30 Juli 2022 M bertepatan pergantian tahun Hijriah 1 Muharram 1444 H, Umat Islam merayakan Tahun barunya. berbagai fenomena terjadi dalam merayakan tahun baru Islam ini. Tak terkecuali kota kecil nan bersejarah ini, Tanjung Pura. Beberapa kurun waktu belakangan ini, ada sebuah pagelaran positif yang terus konsisten dilaksanakan setiap tahunnya. Pawai obor, yang terdiri dari ribuan orang-orang dari berbagai segmentasi terutama didominasi oleh para pelajar, anak-anak, remaja dan dewasa sebagai penyelenggaranya.
Acara ini diinisiasi oleh sebuah komunitas anak muda hijrah yang menamakan dirinya PATUAH (Pemuda Hijrah Bertuah) yang diketuai oleh Ustadz Aidir Syahputra selaku ketua Umum, yang juga menjabat sebagai Anggota DPRD saat ini. Malam ini, di sepanjang jalan khairil Anwar- Bambu Runcing di seputaran Stadion Nurcahaya Kelurahan Pekan Tanjung Pura kecamatan Tanjung Pura-Langkat penuh cahaya yang jika dilihat dari kejauhan tampak indah dan menawan.
iring-iringan barisan tersebut juga dilantunkan pembacaan Sholawatan, gema takbir dan lantunan-lantunan orasi yang disampaikan oleh beberapa orang dari mereka.
Malam ini Kota Tanjung Pura bercahaya. Berita itu seolah-olah akan disampaikan di langit. Pasukan Obor gegap gempita merengsek masuk di lapangan Nurcahaya. Sepintas, tampak besar keagungan dan keMahahebatan pemilik agam Islam yang agung ini, Allah Rabbul Jalil. Serasa merinding bulu kuduk ketika iring-iringan tersebut tertib berbaris menyusuri jalan-jalan yang juga dipenuhi oleh warga yang ingin melihat iring-iringan tersebut.
Kejadian ini menandai bahwa betapa besar animo masyarakat tentang kehebatan, kemajuan agama Islam ini sebagai agama yang diridhoi oleh Allah swt. Namun kalau boleh kita menyadari dengan pikiran yang jernih, semangat dan animo yang besar ini sayangnya tidak berbanding lurus dengan tingkat kecendrungan masyarakat khususnya kalangan milenial terhadap agamanya. betapa banyak hari ini kita melihat perilaku-perilaku yang menyimpang kerap dilakukan anak-anak muda.
ritual pawai obor, hanya sampai sebatas uporia sementara kita, lalu setelahnya, semangat itu habis hilang tak berbekas, seperti nyala api pada obor yang mereka genggam tersebut. apabila tertiup angin, ia padam lalu hilang. Lantas pertanyaan pun datang kemudian, api yang padam tersebut kemanakah perginya? apakah ia hanya padam begitu saja. begitu juga semangat kita hari ini tentang agama kita. Apakah kita merasa berbahagia misalnya, pada momentum malam takbiran, lalu selepas hari raya, ritual meninggalkan sholat dan sederet prilaku maksiat lahir batin besar dan kecil kita lanjutkan kembali semacam aktifitas rutin yang kerap kita lakukan??
Permasalahannya bukan kepada ritual pada perayaan hari-hari besar Islam seperti malam ini. Justru kegiatan-kegiatan ini adalah senjata yang paling strategis dalam memicu semangat khususnya kaum muda dalam membela agamanya. Namun pekerjaan moral kita berikutnya yang sesegera mungkin harus diselesaikan adalah bagaimana semangat ini tetap terjaga dan tersulut, seperti api yang menjadi bara. walaupun api itu padam, tapi baranya tetap ada. bara yang berfungsi menghangatkan semangat Islam, Bara yang hidup malah dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan berguna, seperti memasak, memanaskan makanan dan sebagainya. begitu juga semangat yang tetap terjaga dalam diri generasi muda. dan jika dinilai, Gerakan PATUAH yang berada di Kabupaten Langkat ini sudah memulainya secara perlahan-lahan, tinggal lagi bagaimana mengemasnya menjadi gerakan untuk umat manusia, sehingga kalangan mereka yang berada di luar Islam, melihat gerakan ini merupakan ekspresi dari Islam yang mampu menjadi rahmat bagi seluruh Alam. Islam yang menjadi milik semua umat manusia. ini yang menjadi agenda besar gerakan PATUAH berikutnya.
Terlepas dari fenomena malam ini, kami KOMUNITAS LITERASI PERADABAN RUMAH INTUISI mengucapkan selamat Tahun Baru Hijriah 1444 H. Mari menjadi Muslim yang lebih baik yang mampu menjadi pelindung bagi Muslim lainnya, yang mampu menjadi penerang bagi mereka yang belum tahu bagaimana indahnya Agama Islam ini. Mudah-mudahan di tahun ini kita kembali lagi berhijrah, dari perkara yang buruk menjadi baik, perkara yang baik menjadi terbaik dan lebih baik lagi. Amin
Tinggalkan Komentar
Tambah Komentar
Blog Terkait
Menelusuri Akar dari kebencian, Gus Miftah dan Sunhaji
RUMAH INTUISI - agaknya, akhir-akhir ini Roda Kemakmuran kapitalis dikendalikan oleh setumpuk kebencian. Cobalah tengok kasus-kasus viral belakangan ini. Bagaimana proses
Lebih DetailMenjadi santri pelayan haji; sebuah Catatan akhir
RUMAH INTUISI - minggu, 9/06/24 tepat kloter 25 yang merupakan kloter terakhir dari jamaah haji Embarkasi Medan Sumatera Utara tiba di
Lebih DetailPAGUYUBAN KADER
RUMAH INTUISI - kenapa Korp Alumni Kader HMI tidak begitu mengganggu dalam dialog keseharian republik ini. hal ini terbersit diikiranku Atas
Lebih DetailRihlah Ilmiah: didampingi Dr. Muhizar, Ketua STAI JM menandatangani LoA bersama Kampus USM
RUMAH INTUISI - Jumat, 01/03/24 merupakan rangkaian terakhir perjalanan akedemik yang dilakukan oleh rombongan STAI JM Langkat. Pada kunjungan terakhir tersebut, Tim
Lebih DetailBlog Terkini
Hari Natal: Duri di tengah jalan Pluralitas
Menelusuri Akar dari kebencian, Gus Miftah dan Sunhaji
PKM UNIMED: SERAH TERIMA TAMAN BACA RUMAH INTUISI
Menu
Hubungi Kami
KOMUNITAS LITERASI PERADABAN
|
Tanjung Pura Kabupaten Langkat, Sumatera Utara - 20853 |
|
081360424202 |
|
muhammadsangbintang@gmail.com |