Komunitas Tanjak Langkat: Sebuah Konstruksi Peradaban Melayu
RUMAH INTUISI - Dalam epistimologi Melayu, pada catatan awal, Melayu yang berasal dari Renjang. mereka memiliki Sumber daya alam melimpah ruah dengan pemanfaatan sumber tersebut terbilang maju.
Suku paling dalam Sumatera ini telah mengalami transformasi peradaban dari masa ke masa Hingga saat ini. Melayu berhasil dengan sangat baik mengeliminir keragaman lokal yang multikultur menjadi sebuah kebijaksanaan.
falsafah Dimana bumi dipijak di situ Langit dijunjung mereka terapkan menjadi sebuah wisdom yang justru membuat mereka menjadi sebuah bangsa yang besar.
Dalam sejarah bangsa Indonesia. Melayu telah berhasil memainkan perannya yang paling monumental. Bahasa Melayu berhasil menjadi bahasa Nasional perekat persatuan bangsa.
Hingga pada puncaknya. Peradaban Melayu pernah menjadi sebuah peradaban yang besar nan kosmopolit. dengan pemanfaatan sumber daya alam melimpah ruah, ia berhasil menjadi salah satu kerajaan terkaya di dunia.
Namun harus berakhir tragis ditandai runtuhnya kerajaan-kerajaan Melayu di semenanjung Sumatera Timur diakibatkan kurang harmonisnya hubungan komunikasi kaum revolusi dan pihak kesultan dan para datuk-datuk ketika itu.
tidak tahu mengapa, yang jelas kini sisa-sisa kejayaan itu hanya menjadi catatan-catatan sejarah. dibaca bila diperlukan untuk melengkapi pengetahuan simbolik saja.
Ia memang Menjadi alat yang mengingatkan kita akan kehebatan suku ini. Tapi Entah mengapa, yang ada kini semakin mengecil, mengkerut hingga memfosil.
ditambah lagi sikap cuek, apriori para generasi Milenial akan asal dirinya. Kecanduan trend globalisasi. Ruang-ruang virtual yang sempit namun memiliki panggung yang sedemikian luasnya di dunia membuat mereka gandrung terkena virus viralisme.
Bahkan demi konten dan ambisi untuk viral, mereka rela mengorbankan nyawa. Kita dapat melihat konten-konten tiktok sekelompok pemuda yang menghadang truk lalu sebahagian terlindas, sebahagian lagi luka-luka dan patah tulang.
Kegandrungan globalisasi yang disalahartikan ini membuat kita miris akan kerendahan martabat dan kemampuan logika kaum muda tersebut. Dalam konteks antropologis, Manusia, dikatakan Clifford geertz, seorang antropolog, sosiolog penulis buku The Religion of Java, ia sebagai Homo Symbolicum mereka cenderung membuat simbol-simbol, karakter-karakter dan hal tersebut menjadi sebuah cara mereka bertahan untuk hidup menyusun sebuah peradaban, sejak masa awal manusia berpikir hingga hari ini.
dalam konstruk peradaban, simbol-simbol adalah elemen dasar sebagai pembentuk peradaban itu sendiri. Tamadun Melayu misalnya. Simbol-simbol dalam bentuk Lisan, seperti tutur kata, intonasi suara dan sebagainya.
dalam Tulisan, kita mnegenal aksara Melayu. Tulisan-tulisan Gurindam, Syair dan hikayat. Dalam benda dan property, bangsa Melayu kaya akan benda-benda serta property sebagai simbol penguat karakter suku Melayu itu sendiri. Seperti pakaian para raja-raja, sultan, para datuk-datuk serta puak Melayu rakyat biasa.
Dalam berpakaian itu sendiri juga memiliki ragam karakter yang simbolik. Seperti tengkulok atau Tanjak yang dipakai para raja Melayu khususnya Langkat misalnya. Warna-warna juga sebagai katagorisasi-katagorisasi yang simbolik mengelompokkan segmen sosial di suku tersebut.
sangat kontra dengan sifat simpilstik yang merupakan karakter anak muda milenial hari ini. dengan karakter cuek dan ego yang tinggi. dengan melihat keruwetan simbol yang ada di rumpun budaya yang notabene asal muasal mereka, mereka muak lalu meninggalkan paradoks yang sudah usang tersebut.
Hal ini menjadi kegelisahan Muhammad Nawawi biasa dipanggil Bang Nawi, sebagai Aktifis yang getol membudayakan serta menyuarakan Tanjak sebagai warisan Budaya Melayu Khususnya Langkat. Ia berusaha secara konsisten membentuk kebiasaan bertanjak membentuk karakter anak Langkat yang peduli Budayanya.
melalui intervensi yang positif, kebetulan beliau adalah seorang Camat di Kecamatan Tanjung Pura perlahan-lahan kebiasaan bertanjak itu mulai beriak di setiap segmentasi masyarakat khususnya Kabupaten Langkat.
hari minggu kemarin, 11/09/22 terbentuklah Komunitas Tanjak Langkat atas inisiasi beliau di sebuah warung kopi bernama Tanjung Coffe yang kemudian menjadi sekretariat komunitas ini.
Komunitas ini terdiri dari sekelompok anak muda yang terdiri dari berbagai komunitas yang ada di Langkat khususnya Tanjung Pura. Salah satunya adalah Kami sebagai Komunitas Literasi Peradaban RUMAH INTUISI.
Kami merasa perlu terlibat dalam komunitas ini. Sebagai sebuah komunitas yang bergerak di bidang literasi, kami merasa perlu memberikan edukasi pengetahuan Literat tentang Budaya Langkat dan ragam kebuadayan lainnya yang ada di Indonesia kepada masayarakat banyak khususnya kaum Generasi Milenial.
Pekerjaan rumah yang terbesar bagi komunitas ini di awal adalah, bagaimana membentuk dan membangun kesadaran-kesadaran personal dari anggota komunitas ini menjadi sebuah kesadaran kolektif bersama hingga sampai pada pada tingkat ketika berbicara budaya, yang terpikir kita dan asayarakat banyak adalah kita sendiri dan mereka sendiri. karena budaya adalah karakter, itulah yang membentuk identitas kita... Tabek!
Tinggalkan Komentar
Tambah Komentar
Blog Terkait
Hari Natal: Duri di tengah jalan Pluralitas
RUMAH INTUISI - ingat Hadis rasul tentang tingkat ke imanan yang mempunyai tujuh puluh tingkatan dan menyingkirkan duri di jalan adalah
Lebih DetailCatatan Akhir Tahun; Menjadi hidup apa adanya
RUMAH INTUISI - Ada yang sedikit menggelitik dari pemilihan judul artikel ini. Lebih memilih penggunaan kata "Menjadi" dari pada menjalani
Lebih DetailPara Pendaras Kalimat Cinta, Sebuah Epilog
RUMAH INTUISI - Ketika pertama kali rombongan haji menginjakkan kaki di Tanah Deli, dari perjalanan jauh di semenanjung dua Kota suci
Lebih Detail1 Muharram: Konsep waktu dalam Filsafat
RUMAH INTUISI - Hari berganti hari, tiba saatnya tahun baru Islam 1 Muharam 1445 H mengunjungi umat manusia dalam sepanjang tahun
Lebih DetailBlog Terkini
Hari Natal: Duri di tengah jalan Pluralitas
Menelusuri Akar dari kebencian, Gus Miftah dan Sunhaji
PKM UNIMED: SERAH TERIMA TAMAN BACA RUMAH INTUISI
Menu
Hubungi Kami
KOMUNITAS LITERASI PERADABAN
|
Tanjung Pura Kabupaten Langkat, Sumatera Utara - 20853 |
|
081360424202 |
|
muhammadsangbintang@gmail.com |