Kisah Lelaki Warung

ObsesiPenaCak_Mat- .Ketika ku duduk di warung,ku menikmati secangkir kopi sambil memperlihat air Hujan turun,
dengan lembutnya Menyentuh aspal yang kering rindang Membawa kehidupan bagi makhluk hidup Mengalirkan air sebagai sumber kekuatan,
Kadang hujan turun dengan derasnya Menimbulkan suara gemuruh di langit ,Namun tetap saja, ia membawa berkah Bagi semua yang merasakan jatuhnya titik-titik air
Hujan turun di pagi hari Menambah kedamaian suasana hati Seolah-olah dunia terhenti sejenak,
Namun kemudian segala akan kembali bergerak Hujan turun, begitu romantis Melambangkan kasih sayang dari sang pencipta Menikmati setiap detiknya Dan bersyukur atas karunia-Nya.
Yakinkah ku bisa seperti hujan, di hampa tanpa sepi, terkadang turun tak diharapkan tak turun di harapakan turun.Hujan memang selalu penuh misteri.
Terkadang kita mengharapkan hujan untuk datang, tapi tak kunjung turun.
Namun, ada kalanya hujan turun dengan tiba-tiba dan membuat kita terkejut.
Tapi bagaimana pun juga, kehadiran hujan selalu memberikan kenangan yang berharga untuk kita.
Entah itu merindukan seseorang saat hujan turun atau sekadar menikmati sendirian suara gemercik air yang jatuh dari langit.
Walau hati ini gelisah karena turunnya hujan membuat semua kerjaanku tertunda, pikiranku kacau memikirkan pekerjaanku belum selesai .
Namun apa yang harus kulakukan Jika ini kehendakMu untuk turun.Bolehkah aku mendengarmu Terkubur dalam emosi,tanpa bisa sembunyi.
Hujan turun dengan lembut Dalam semburat kenangan yang tak bisa ku sembunyi,
Dia memanggilku dengan raungan riuh di pagi yang sunyi Apa boleh aku mendengarmu,
oh hujan yang tiba-tiba muncul? Engkau menyentuh hatiku yang terluka, mengiris-iris lara yang dalam Dengan setiap tetesanmu,
rindu datang bersama gelapnya pagi Terjebak dalam emosi yang tak bisa ku hindari Kutemukan kedamaian dalam deru hujan yang berpadu Menyusuri setiap alur air yang jatuh,
seperti cermin kehidupan yang terbuai Hujan, bisikkan padaku rahasia-rahasia yang engkau simpan Seperti air mata yang diam-diam mengalir di pipi ku tersembunyi dalam pelukan waktu yang tak terhingga Bolehkah aku mendengarmu, hujan?
Biarkanlah airmu mencuci kesedihan dan keraguan Kita hadapi bersama perjalanan ini,
di atas reruntuhan harapan yang hancur Dalam gelapnya malam, kita bertemuTerikat oleh ikatan tak terlihat yang hanya kita yang tahu Denganmu, hujan,
aku merasa tak sendiri dalam sepi yang melanda Terkubur dalam emosi, kita saling memahami Dalam setiap tetes hujan yang jatuh,
ada getaran yang tak terucapkan Dan di sini, kita menemukan ruang untuk tumbuh dan mekar Jadi biarkanlah aku mendengarmu,
hujan Kita hadapi bersama badai yang mengguyur jiwa Bersama-sama,
kita akan bangkit dari hujan yang membasahi hati.
~Cak_Mat.
Tinggalkan Komentar
Tambah Komentar
Blog Terkait

Tenang "Dalam Hati"
Cak_Mat. Orang yang menabur dengan linang air mata akan menuai dengan bersorak Sorai. Bentuk persembahan dari goresan Hati. Tenang, yang
Lebih Detail
Mahasiswa KKN Al Maksum Ikuti Kajian Akhlak dan Tazkiyatun Nafs di Pondok Pesantren Modern (PPM) Babussalam
Tanjung Pura – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari STKIP Al Maksum Langkat yang ditempatkan di Desa Teluk Bakung, Kecamatan Tanjung
Lebih Detail
Kegiatan Inovasi KKN Al Maksum Langkat Desa Teluk Bakung : Membangun Kualitas dan Berkarakter
Rumah Intuisi- 08/02/2025, Mahasiswa KKN STKIP AL MAKSUM melaksanakan kegiatan KKN Di Desa Teluk Bakung, Mulai dari tgl 9 Januari 2025
Lebih Detail
Hilang Rasa Rahasia Di Balik Bilik Suara
Rumah Intuisi. Tahun ini Pesta Demokrasi aku di pilih menjadi salah satu bagian panitia Pemilu 2024, aku terpilih menjadi Pangawas
Lebih DetailBlog Terkini

Tenang "Dalam Hati"

Muh. Zuhaili: Cahaya Alquran di Singapura

di Balik kisah Rihlah ilmiah Institut Jamiyah Mahmudiyah
Menu
Hubungi Kami
KOMUNITAS LITERASI PERADABAN
|
Tanjung Pura Kabupaten Langkat, Sumatera Utara - 20853 |
|
081360424202 |
|
muhammadsangbintang@gmail.com |