Percakapan Iman: Jika Politik itu Kotor, siapakah yang akan membersihkannya?
RUMAH - INTUISI Pernahkah engkau bertanya secara reflektif kontemplatif bagaimana sesungguhnya pengaruh kepercayaanmu. Urgensi keberadaannya yang mempengaruhi keseluruhan aspek hidupmu. Apakah korelasinya antara Keyakinanmu dengan nestafa yang kerap dipertotonkan manusia?.
sebesar manakah kepercayaanmu yang agung itu terhadap kondisi perubahan-perubahan sosial dalam hidupmu. atau perubahan dari dirimu sendiri? atau apakah kepercayaanmu berhasil menjadi sebuah energi yang menggerakkan aktifitas hidupmu yang berubah menjadi ibadah?
Hampir dapat dipastikan Imanmu hanya untuk personalitas privasimu. keperluan pribadimu, kebutuhan-kebutuhan nurani dasarmu. Tidak lebih! Imanmu hanya sekelumit karakteristik unsich yang hampir tidak ada hubungannya dengan kesejahteraan manusia lain.
Dapatkah Iman kita menjadi energi penggerak yang berubah menjadi kebahagiaan massa?. Menjadi mobilisasi empati yang berbuah gerakan kepedulian sosial dan kemanusiaan.
Atau minimal Imanmu setidaknya menjadikan dirimu manusia Tawadhu, welas asih atau merasa bodoh di hadapan Tuhan. Lalu merasa bahagia dan bersyukur di hadapan manusia lemah.
Tidakkah engkau ingin melakukan Upgread perangkat nurani itu menjadi sumber energi yang menggerakan kesalehan massa dan keluargamu sendiri. Ini pertanyaan yang paling elementer tak perlu dijawab. Karna jawabannya adalah prilakumu hari ini!
Karena sungguh, Politik itu butuh KEBAIKAN. Ia kotor, dekil dan berdebu. Hampir semua menghujat dan apriori padanya, Lantas Pertanyaan selanjutnya, Jika Politik itu Kotor, siapakah yang akan membersihkannya?
Tinggalkan Komentar
Tambah Komentar
Blog Terkait
Hari Natal: Duri di tengah jalan Pluralitas
RUMAH INTUISI - ingat Hadis rasul tentang tingkat ke imanan yang mempunyai tujuh puluh tingkatan dan menyingkirkan duri di jalan adalah
Lebih DetailCatatan Akhir Tahun; Menjadi hidup apa adanya
RUMAH INTUISI - Ada yang sedikit menggelitik dari pemilihan judul artikel ini. Lebih memilih penggunaan kata "Menjadi" dari pada menjalani
Lebih DetailPara Pendaras Kalimat Cinta, Sebuah Epilog
RUMAH INTUISI - Ketika pertama kali rombongan haji menginjakkan kaki di Tanah Deli, dari perjalanan jauh di semenanjung dua Kota suci
Lebih Detail1 Muharram: Konsep waktu dalam Filsafat
RUMAH INTUISI - Hari berganti hari, tiba saatnya tahun baru Islam 1 Muharam 1445 H mengunjungi umat manusia dalam sepanjang tahun
Lebih DetailBlog Terkini
Hari Natal: Duri di tengah jalan Pluralitas
Menelusuri Akar dari kebencian, Gus Miftah dan Sunhaji
PKM UNIMED: SERAH TERIMA TAMAN BACA RUMAH INTUISI
Menu
Hubungi Kami
KOMUNITAS LITERASI PERADABAN
|
Tanjung Pura Kabupaten Langkat, Sumatera Utara - 20853 |
|
081360424202 |
|
muhammadsangbintang@gmail.com |