Epistimologi Kegelisahan, catatan akhir tahun

Epistimologi Kegelisahan, catatan akhir tahun

Rumah Intuisi – seringkali kita berhadapan dengan sebuah konflik batin yang bernama kegelisahan. Sebuah masalah kejiwaan yang kerap terjadi dalam diri setiap manusia.


Kegelisahan menyebabkan orang bertindak ceroboh. Kegelisahan yang menjadi penyebab seseorang bertindak yang justru menimbulkan kegelisahan bagi orang lain.


Meskipun kegelisahan ini terjadi pada hampir setiap manusia, orang-orang sibuk berjibaku untuk berusaha dengan keras menghentikan  menghalangi timbulnya kegelisahan dalam dirinya.


Tak jarang justru tindakan tersebut menimbulkan kegelisahan yang baru bagi orang tersebut. Misalnya, seseorang yang menggunakan narkoba dengan tujuan mendapatkan ketenangan dari berbagai kegelisahan dalam hatinya.


Sementara memakai narkoba justru menimbulkan kegelisahan yang baru baginya karena menyebabkan ia kecanduan barang haram tersebut.


Dari sudut pandang filsafat, apa sesungguhnya kegelisahan itu? Apa yang menjadi penyebab yang dapat menimbulkan kegelisahan itu sendiri. Dapatkah kegelisahan itu dihilangkan, atau apakah ia merupakan bagian dari fenomena manusiawi?


Kegelisahan adalah konflik batin. Kegelisahan merupakan reaksi dari kekalahan kebahagiaan dalam pertarungannya melawan penderitaan. Kekalahan tersebut menyisakan konflik yang menimbulkan kegelisahan.


Kegelisahan merupakan kondisi manusiawi. Semua manusia memiliki potensi kegelisahan dalam jiwanya. Yang membedakannya adalah persentase dominasi kegelisahan dalam setiap manusia itu sendiri.


Kegelisahan itu bermula ketika kita mulai berpikir tentang konsep kegelisahan dalam kepala kita. Sebahagian kita berpikir, kurang harta, uang dan kehormatan adalah pemicu kegelisahan.


Sebahagian lagi berpikir kegelisahan itu hadir ketika tidak merasa bahagia mulai melanda dalam jiwanya. Dan sederetan konsep yang membelenggu pikiran kita yang justru menjadi unsur utama pembentuk kegelisahan. 


Orang yang arif adalah ia yang mampu meminimalisir kegelisahan dalam jiwanya. Pertanyaan kemudian adalah, bagimana cara meminimalisir fenomena kegelisahan tersebut?


Alangkah arif dan bijaksananya pernyataan Imam Ali bin Abi Thalib kw, berikut ini: Jika seseorang sedang menyakiti hatimu, tunduklah, lihatlah dan biarkan kesedihan itu berlalu di dalam hatimu.


Kesedihan itu pemicu kegelisahan. Seperti untaian Imam Ali di atas, kegelisahan adalah hujan yang turun deras, dan jiwa kita adalah bumi bahkan alam semesta ini.


Suatu saat, hujan yang begitu deras akan berhenti, digantikan cahaya matahari ditandai munculnya pelangi. Setelah hujan berhenti, dan cahaya matahari timbul, bumi atau alam semesta tetap eksis menjalankan hukum fitrahnya secara natural.


Gaya gravitasi tetap berlaku, langit tetap membiru dan matahari tetap menyinari bumi. Dan hujan terus berlalu dan dia sewaktu-waktu datang kembali.


Begitu juga diri, jiwa manusia. Biarkan kegelisahan berlalu, kita berusaha memiliki kesadaran murni. Kesadaran muni kita adalah sebelum pikiran kita. Sebelum mengenal konsep kegelisahan, sadar tentang diri sedang hidup, bernafas dan melihat kegelisahan sedang berseliweran di hati.


Semoga tahun ini menjadi tahun ketenangan batin bagi kita semua. Sehingga menghadapi kegelisahan, kita dapat tetap tenang dan sadar bahwa itu pasti akan berlalu.

 


Kamis, 29 Desember 2022 00:14 WIB
Administrator
220 Lihat kali

Tinggalkan Komentar

0 Komentar

Blog Terkait

News
25 Desember 2024 16:09

Hari Natal: Duri di tengah jalan Pluralitas

RUMAH INTUISI - ingat Hadis rasul tentang tingkat ke imanan yang mempunyai tujuh puluh tingkatan dan menyingkirkan duri di jalan adalah

Lebih Detail
News
01 Januari 2024 19:36

Catatan Akhir Tahun; Menjadi hidup apa adanya

RUMAH INTUISI - Ada yang sedikit menggelitik dari pemilihan judul artikel ini. Lebih memilih penggunaan kata "Menjadi" dari pada menjalani

Lebih Detail
News
28 Juli 2023 01:45

Para Pendaras Kalimat Cinta, Sebuah Epilog

RUMAH INTUISI - Ketika pertama kali rombongan haji menginjakkan kaki di Tanah Deli, dari perjalanan jauh di semenanjung dua Kota suci

Lebih Detail
News
18 Juli 2023 23:28

1 Muharram: Konsep waktu dalam Filsafat

RUMAH INTUISI - Hari berganti hari, tiba saatnya tahun baru Islam 1 Muharam 1445 H mengunjungi umat manusia dalam sepanjang tahun

Lebih Detail