Masa Depan Abad Modern: Kita hadir Sebagai Pengguna!
RUMAH INTUISI - Selama ini, modernitas ditandai dengan simbol kecanggihan Tekhnologi, semua orang semakin simple dalam menjawab persoalan dalam hidupnya. praktis dan efesiensi melakukan banyak hal secara multitasking menjadi semacam tradisi. Namun dapatkah model semacam itu menjadikan kita memiliki sikap modern sesungguhnya?
Apakah dengan menggunakan smartphone pintar dan canggih. Fasilitas yang mewah, menandakan kita adalah manusia modern yang layak hidup di abad modern ini. Sementara, kita semakin tenggelam dalam lautan Konsumerisme yang semakin dalam seolah tidak menemukan dasarnya. Sementara Indonesia merupakan negara dengan menduduki peringkat ke-5 terbesar di dunia sebagai pengguna Smartphone.
sementara rata-rata tingkat pendidikan di Indonesia tidak menunjukkan angka yang baik. Apa sesungguhnya Modern itu, apakah sikap atau keadaan? sebagian Ahli menyebutkan dan disimpulkan oleh Prof Syahrin bahwa Modernisme merupakan usaha, pikiran dan gagasan serta tindakan untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik terhadap institusi adat istiadat yang didukung atau dipelopori oleh tekhnologi.
Lihatlah pemandangan yang unik di Malaysia, ketika berkunjung di sana, orang-orang Melayu dengan memakai kebaya dan teluk belanga yang merupakan pakaian adat mereka, menggunakan fasilitas-fasilitas dengan tekhnologi tinggi, namun bersikap terbuka, toleran humanis, memiliki nilai etos kerja yang tinggi serta amat menghargai ragam perbedaan.
Fenomena itu sebagai jawaban dari pertanyaan yang paling elementer di atas. Sesungguhnya, ketika bicara abad Modern, kita akan berbicara tentang sikap-sikap yang dipelopori oleh nilai-nilai yang paling fundamental tentunya menjadi pedoman dalam menghadapi abad modern.
Mau atau tidak suka ataupun gak, Manusia harus menerima modernitas sebagai sebuah kenyataan yang pasti. Menerimanya dengan sikap terbuka, atau menolaknya dengan memberikan tawaran lain. Lantas pertanyaannya adakah tawaran yang lain, selain modernitas? sementara dengan kekolotan sebagian manusia, ia bersikap tendensius apriori terhadap perubahan sebagai konsekuensi dari Modernitas.
Tanpa pernah sepenuhnya mengambil manfaat positif dari Modernitas itu sendiri, walau kita hadir hanya sebagai Pengguna!
Tinggalkan Komentar
Tambah Komentar
Blog Terkait
Hari Natal: Duri di tengah jalan Pluralitas
RUMAH INTUISI - ingat Hadis rasul tentang tingkat ke imanan yang mempunyai tujuh puluh tingkatan dan menyingkirkan duri di jalan adalah
Lebih DetailCatatan Akhir Tahun; Menjadi hidup apa adanya
RUMAH INTUISI - Ada yang sedikit menggelitik dari pemilihan judul artikel ini. Lebih memilih penggunaan kata "Menjadi" dari pada menjalani
Lebih DetailPara Pendaras Kalimat Cinta, Sebuah Epilog
RUMAH INTUISI - Ketika pertama kali rombongan haji menginjakkan kaki di Tanah Deli, dari perjalanan jauh di semenanjung dua Kota suci
Lebih Detail1 Muharram: Konsep waktu dalam Filsafat
RUMAH INTUISI - Hari berganti hari, tiba saatnya tahun baru Islam 1 Muharam 1445 H mengunjungi umat manusia dalam sepanjang tahun
Lebih DetailBlog Terkini
Hari Natal: Duri di tengah jalan Pluralitas
Menelusuri Akar dari kebencian, Gus Miftah dan Sunhaji
PKM UNIMED: SERAH TERIMA TAMAN BACA RUMAH INTUISI
Menu
Hubungi Kami
KOMUNITAS LITERASI PERADABAN
|
Tanjung Pura Kabupaten Langkat, Sumatera Utara - 20853 |
|
081360424202 |
|
muhammadsangbintang@gmail.com |