1 Muharram: Konsep waktu dalam Filsafat

RUMAH INTUISI - Hari berganti hari, tiba saatnya tahun baru Islam 1 Muharam 1445 H mengunjungi umat manusia dalam sepanjang tahun peradaban mengisi kehidupan ini. Tema besar peristiwa Muharam ini adalah tentang Hijrah Nabi Muhammad saw. sebagai reaksi atas intimidasi kaum Musyrik ketika itu.
Dalam konteks filsafat, persoalan Hijrah amat erat kaitannya dengan waktu. Apakah sebenarnya waktu itu, seseorang bertanya kepada Augustinus, kemudian ia menjawab, "Aku tidak tahu." Para filsuf kerap memberikan defenisi yang abstrak ketika berbicara tentang Waktu.
Waktu seperti sesuatu yang misteri, Para filsuf berpendapat waktu tidak dapat diukur dan dibagi. Berdasarkan ungkapan mereka, tidak ada yang dapat dengan jelas memprediksi waktu, hingga manusia kerap terkategorisasi berdasarkan penggunaan waktu tersebut.
Dalam Islam, Nabi Muhammad saw. memberikan batasan atau pembagian dalam penggunaan waktu: waktu sehat sebelum sakit, waktu muda sebelum tua, waktu kaya sebelum miskin, waktu lapang sebelum sempit dan saat hidup sebelum mati. (HR. Ibnu Abbas).
Maksimalisasi dengan produktifitas kegiatan harus dilaksanakan di setiap lima kategori waktu di atas. Jika Manusia tidak ingin tergolong ke dalam orang yang merugi.
Dalam konteks Filsafat bagi kaum Modernis, Waktu dapat dirumuskan dalam kalkulasi ilmu fisika. Konsep tersebut memberikan inspirasi segala kegiatan manusia yang meliputi, jam kerja, catatan-catan dalam jurnalisme harian, transaksi ekonomi politik antar bangsa, kesimpulannya, waktu adalah bentangan catatan perjalanan kehidupan yang rasional untuk keberlangsungan hidup dengan baik.
Moment ini harusnya dapat dijadikan bahan evaluasi bagi kita dalam melihat bentangan perjalanan kehidupan kita ke belakang. Seberapa banyak pikiran kita berguna bagi orang lain. Tindakan kita memberikan dampak positif bagi orang banyak.
Atau materi-materi yang kita miliki mengandung nilai fragmatis bagi orang lain. Atau dengan kata lain, kehadiran kita belum mampu memberikan arti bagi orang-orang yang berada di sekitar kita.?
Mari kita menikmati Tahun Baru Islam ini dengan memulai pertanyaan yang paling elementer. Apa itu waktu? dan apakah aku untuk memberikan manfaat bagi orang lain?
Apakah manfaat itu? bagaimanakah bentuknya? dengan uangkah? materi dan moril atau ketika orang lain sudah tidak mengenal konsep manfaat? Mari bertanya-tanya tentang apapun..
Mari mulai Tahun baru dengan Pertanyaan.. Bukankah Tuhan kerap memulai firmanNya dengan kalimat Tanya???
Tinggalkan Komentar
Tambah Komentar
Blog Terkait

Penghulu Nabi
RUMAH INTUISI - Junjungan......... aku beli buku sirah Nabawiyah Tujuh puluh
Lebih Detail
Hari Natal: Duri di tengah jalan Pluralitas
RUMAH INTUISI - ingat Hadis rasul tentang tingkat ke imanan yang mempunyai tujuh puluh tingkatan dan menyingkirkan duri di jalan adalah
Lebih Detail
Catatan Akhir Tahun; Menjadi hidup apa adanya
RUMAH INTUISI - Ada yang sedikit menggelitik dari pemilihan judul artikel ini. Lebih memilih penggunaan kata "Menjadi" dari pada menjalani
Lebih Detail
Para Pendaras Kalimat Cinta, Sebuah Epilog
RUMAH INTUISI - Ketika pertama kali rombongan haji menginjakkan kaki di Tanah Deli, dari perjalanan jauh di semenanjung dua Kota suci
Lebih DetailBlog Terkini

Tenang "Dalam Hati"

Muh. Zuhaili: Cahaya Alquran di Singapura

di Balik kisah Rihlah ilmiah Institut Jamiyah Mahmudiyah
Menu
Hubungi Kami
KOMUNITAS LITERASI PERADABAN
|
Tanjung Pura Kabupaten Langkat, Sumatera Utara - 20853 |
|
081360424202 |
|
muhammadsangbintang@gmail.com |