Pembinaan Kemandirian Ekonomi Melalui UMKM, Solusi Alternatif Penyintas Kusta Terdiskriminasikan

Pembinaan Kemandirian Ekonomi Melalui UMKM, Solusi Alternatif Penyintas Kusta Terdiskriminasikan

oleh:

CUT EMMA MUTIA RATNA DEWI, SH,MH

JAKARTA - RUMAH INTUISI Memberikan perhatian penuh terhadap penderita dan penyintas kusta, kita berharap anggaran banyak dialokasikan oleh pihak pemerintah, baik dari tingkat pusat hingga tingkat daerah,  dengan jalan dan upaya untuk pembinaan, UMKM agar juga bisa hidup mandiri

Dalam kesempatan berbincang di ruang kerjanya, CUT EMMA CENTRE, Jakarta (30-01-2023), aktifis perempuan ini mengharapkan agar semua pihak untuk terlibat aktif menyukseskan agenda pemerintah.

Dia menyebut partisipasi warga nantinya sebagai upaya keberlangsungan hidup bersama dan mencipta suasana kondusif.

Harapan Cut Emma agar seluruh warga negara bisa tetap menyukseskan program-program pemerintah, mendukung program pemerintah, untuk keberlangsungan hidup bersama di bumi ibu Pertiwi ini dengan suasana yang kondusif.

"Maka ketika World Leprosy Day atau hari kusta sedunia diperingati bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi penderitanya agar dapat hidup layak, meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penyakit kusta serta mengatasi stigma yang berada di masyarakat. 


Pada hari kusta ini kita dapat berpartisipasi dalam gerakan kepedulian", terang Koordinator Presidium MAJELIS FORHATI NASIONAL tersebut. 

Selain meningkatkan kemandirian pembinaan para penyintas kusta melalui UMKM terpadu, Cut Emma pun berkeinginan untuk melakukan hal dengan meningkatkan kesadaran masyarakat buat menyebarkan pesan dan harapan terkait fakta penyakit kusta.

Penggalangan dana atau donasi yang akan digunakan untuk menuntaskan penularan kusta, lalu menghimbau kepada masyarakat agar menghapuskan stigma dan diskriminasi terhadap kusta sehingga para penyintas atau penderita kusta tidak merasa takut dan terasingkan
 
"Mari kita tingkatkan kesadaran akan penyakit ini, kenali tanda dan gejalanya. Jangan sampai timbul lagi diskriminasi dan stigma kepada penderita kusta maupun penyintas.

"Kita harus menerima mereka apa adanya, jadi itu komitmen yang harus kita pertanggungjawabkan bersama, adalah bentuk kebersamaan kita terhadap sesama warga dan ciptaan tuhan dan tidak membeda-bedakan", ucap Cut Emma.

Diakhir keterangannya, Cut Emma menekankan bahwa kita semua membutuhkan sumber daya dan komitmen untuk mengakhiri kusta. Ke depannya dengan jalinan kerjasama yang baik dari semua pihak, prioritas eliminasi kusta dapat dilakukan lebih maksimal. (CEC)


Senin, 30 Januari 2023 09:53 WIB
Administrator
160 Lihat kali

Tinggalkan Komentar

0 Komentar

Blog Terkait

News
22 Juni 2024 16:23

Tagline "Perubahan" Kader KAHMI Sumut siap tarung di Pilkada Langkat

RUMAH INTUISI - berkepala pelontos berkumis tipis serta berkacamata adalah ciri khas abang yang satu ini. Selasa,14 Mei 2024 lebih kurang sebulan

Lebih Detail
News
21 Juni 2024 07:36

#KAHMIMILENIAL: Candu, cuan dan Secarik kekuasaan!

RUMAH INTUISI - apa yang meyebabkan suara perjuangan akhir-akhir ini semakin sepi, terutama dari kalangan anak muda para aktifis. Beberapa kali

Lebih Detail
News
02 Juni 2024 20:26

Secarik Narasi; Menatap visi misi KAHMI, sebuah Masa depan umat

Rumah Intuisi - Duduk termenung, seonggok lelaki di perempatan itu sepertinya aku kenal. ia terlihat lelah, barusan ikut dalam barisan

Lebih Detail
News
16 Juni 2023 22:30

AIDIL FITRI PETUGAS P3IH ; Urgensi Memaksimalkan Pelayanan Jamaah Haji Lansia

RUMAH INTUISI - Medan/16/-6/2023 Ada yang istimewa dalam momentum ritual pelaksanaan Ibadah haji tahun ini. Tagline program haji kali ini mengusung tema

Lebih Detail