Merajut Jurus Mendekatkan Minat Baca Usia Dini dan Lansia

Merajut Jurus Mendekatkan Minat Baca Usia Dini dan Lansia

Oleh:

Cut Emma Mutia Ratna Dewi

 

RUMAH INTUISI - Berbagai cara ditempuh dan dilalui oleh para penggiat literasi untuk mengatasi rendah serta melemahnya minat baca di era millenium ini.

 

Sejatinya untuk mendorong minat baca dari usia dini hingga lanjut usia haruslah dikelola dengan baik oleh perpustakaan.Seiring perkembangan zaman, dituntut agar mampu layanan digital, sehingga dapat diakses via daring.

 

Tidak bisa dipungkiri bahwa kehadiran perpustakaan adalah melawan kebodohan, dengan mengajak siapapun membaca dengan literasi kreatif.

 

Namun pada kenyataannya, sesuai survei Program for Internasional Student Assessment (PISA) 2018, menunjukkan bahwa kemampuan membaca siswa di Indonesia di urutan 71 dari 76 negara. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2019 juga mencatat indeks literasi membaca siswa skala 37,32 dari skala 100.

 

Menggugah keinginan membaca

 

Menjadi suatu keniscayaan bahwa membaca memberikan banyak manfaat bagi kita, apalagi untuk anak-anak dan remaja yang sedang dalam tahap perkembangan dan pencarian jati diri. Dengan membaca kita akan mendapatkan informasi, ilmu dan wawasan dari para pendahulu kita yang sudah kenyang dengan ilmu dan pengalaman hidup. Itulah sebabnya kenapa kita harus mulai berbenah diri dengan memulai membaca.

 

Memang memulai sesuatu yang baru apalagi menjadikannya sebuah kebiasaan itu tidak mudah. Namun tidak ada kata sulit bagi kita yang mau berusaha dan mencari solusinya.

 

Dengan membaca buku yang sesuai dengan minat atau kesukaan adalah awal yang baik dan jika saat ini kita sedang rajin-rajinnya berolahraga, maka carilah buku tentang olahraga. Jika kita menyukai sejarah, maka bacalah buku bertema sejarah. Dengan membaca sesuatu yang menarik bagi kita, maka kita akan lebih terdorong untuk mulai membaca.

 

Dan yang patut dijadwal adalah waktu untuk membaca. Dengan mencari waktu yang tepat untuk membaca, misalnya sebelum tidur atau saat jam istirahat baik di sekolah, kampus atau kantor. Dengan memiliki jadwal membaca maka kita akan lebih termotivasi untuk melakukannya secara rutin.

 

Dan yang tak kalah pentingnya, membaca di tempat yang nyaman. Fokuskan yang tenang dan nyaman untuk membaca, seperti di kamar atau di taman. Dengan membaca di tempat yang nyaman atau favorit, kita akan lebih mudah fokus dan terdorong untuk terus membaca lebih lama lagi.

 

Kemudian bergabung dengan kelompok baca atau forum baca online agar bisa bertukar pikiran dan ide dengan orang lain yang juga suka membaca. Ini dapat membantu kita menemukan buku-buku baru yang menarik dan meningkatkan minat baca.

 

Pastikan dengan memberikan reward pada diri setelah berhasil membaca buku sampai selesai. Misalnya aja pergi ke kafe atau melakukan aktivitas yang menyenangkan lainnya. Hal ini akan bikin aktivitas membaca menjadi lebih menyenangkan dan memotivasi kita menjadi lebih disiplin dalam membaca.

 

*Perintah Membaca Dalam Islam*

 

Tak perlu banyak tanya, karena kita bisa dengan mudah melihatnya di sekitar kita dan di sosial media kita, dimana banyak umat yang sudah jauh meninggalkan budaya baca.

 

Jadi jangan heran jika Indonesia yang penduduknya mayoritas islam dan diklaim dengan penduduk umat islam terbesar di dunia justru mendapat ranking buruk dalam urusan budaya baca.

 

Ada perasaan miris, kecewa, dan sedih, terlebih masyarakat Indonesia mayoritas adalah Muslim. Apabila kita mengacu pada dua data tersebut, akan timbul dalam benak kita sebuah pertanyaan, bagaimana kita akan mengerti dan memahami ajaran Islam tanpa membaca dan menulis? Apakah dengan menonton?

 

Mungkin sebagian iya, namun membaca memiliki pengaruh lebih signifikan bagi perkembangan pengetahuan seseorang selain dengan berdiskusi.

 

Padahal perintah Al Qur’an yang pertama kali adalah perintah Bacalah!

 

Al-Qur’an, selain sebagai kitab suci umat Islam, juga merupakan salah satu sumber utama dalam setiap disiplin keilmuan, menjawab setiap problematika yang tengah dihadapi para pemikir-pemikir, baik dari pemikir Islam, maupun pemikir Barat, betapa tidak?

 

Hal itu karena perintah membaca terkandung dalam Al-Qur’an yang mengandung konsep tentang aspek-aspek kehidupan termasuk di dalamnya adalah ilmu, sehingga wahyu menjadi satu-satunya sumber dan asas bagi aktivitas membaca dan menulis itu sendiri.

 

Dalam kondisi seperti itu, tradisi intelektual dalam sejarah peradaban Islam dapat hidup dan berkembang secara dinamis. Hal itu menunjukkan bahwa jika saja kegiatan membaca sebagai implementasi dari perintah Iqra’ terlepas dari bimbingan Allah dan wahyu-Nya, maka tidak akan ada perkembangan intelektual dan ilmu secara signifikan, apalagi sebuah peradaban kokoh sebagaimana yang telah dicapai Islam.

 

Ada ungkapan yang tidak kalah menarik yaitu kemajuan ilmu pengetahuan berbanding lurus dengan perhatian dan pengamalan perintah membaca dan menulis. Itu artinya, semakin banyak kegemaran membaca umat Islam, kian tinggi peradaban Islam, begitu pula sebaliknya.

 

Di masa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, para shahabat bukan saja hanya mendengarkan wahyu atau pelajaran-pelajaran hidup yang disampaikan, bagi mereka yang tidak ikut dalam majlis Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, akan membaca wahyu yang ditulis oleh shahabat yang lain, selain juga bertanya dan mendengar secara langsung dari shahabat yang ikut dalam majlis.

 

Kondisi itu membentuk komunitas ilmuwan. Wujudnya dalam sejarah perkembangan peradaban Islam adalah berdirinya kelompok belajar Ash-Shuffah di Madinah yang merupakan pusat pendidikan Islam pertama, sebagaimana diungkap pula oleh Imaamul Muslimin KH. Yakhsyallah Mansur, MA dalam bukunya berjudul ‘Ash-Shuffah; Pusat Pendidikan Islam Pertama yang Didirikan dan Diasuh Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam’.

 

Di situ kandungan wahyu dan hadis-hadis Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam secara efektif dikaji. Inilah tonggak awal tradisi intelektual dan gambaran terbaik sebuah lembaga belajar mengajar dalam Islam. Ribuan hadis berhasil dipelajari dan dicatat oleh mereka yang belajar kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

 

Maka tak heran, sepeninggal Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam lahirlah para sahabat besar yang hafal ribuan hadis seperti Abu Hurairah, Abu Dzar Al-Ghifari, Salman Al-Farisi, ‘Abdullah ibn Umar, ‘Abdullah ibn Mas’ud dan lainnya ridwanullah ta’ala anhum ajmain.

 

Membaca bukan saja hanya sekedar melihat tulisan namun tidak membekas di hati maupun pikiran kita. Lebih dari itu, membaca adalah kegiatan meresepsi, menganalisa, dan menginterpretasi yang dilakukan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan oleh penulis dalam media tulisan.

 

Oleh karenanya, membaca adalah salah satu aktivitas yang memiliki segudang manfaat. Sedikitnya ada beberapa manfaat yang dapat penulis uraikan, di antaranya;

 

Melatih Kemampuan Berpikir, adalah keunggulan membaca. Otak ibarat sebuah pedang, semakin diasah akan semakin tajam. Kebalikannya jika tidak diasah, juga akan tumpul. Apakah alat yang efektif untuk mengasah otak? Jawabannya adalah membaca.

 

Dengan membaca, otak akan bertambah kuat. Bacalah buku sebanyak mungkin. Menurut para ahli, keuntungan dari membaca buku dapat memberikan dampak yang menyenangkan bagi otak kita. Membaca juga membantu meningkatkan keahlian kognitif dan meningkatkan perbendaharaan kosakata.

 

Meningkatkan Pemahaman dengan baik dan benar menjadi contoh nyata dari manfaat ini banyak dirasakan oleh siswa dan mahasiswa maupun lansia . Di mana membaca dapat meningkatkan pemahaman dan memori, yang semula tidak mereka mengerti menjadi lebih jelas setalah membaca.

 

Logika sederhana saja, tidak mungkin siswa atau mahasiswa memahami materi pelajaran/kuliah kalau mereka tidak membaca. Dari sini jelas bahwa membaca sangat berperan dalam membantu seseorang untuk meningkatkan pemahamannya terhadap suatu bahan/materi yang dipelajari.

 

Menambah Wawasan dan Ilmu Pengetahuan, 

adalah manfaat yang tak perlu disangsikan lagi. Dengan membaca, kita akan mengetahui dunia. Ada pepatah mengatakan, “Jika engkau ingin mengenal dunia, maka mulailah membaca. Dan jika engkau ingin dikenal dunia, maka mulailah menulis.”

 

Penutup

 

Dengan membaca pula, kita akan mampu menyesuaikan diri dalam berbagai pergaulan dan tetap bisa bertahan dalam menghadapi gejolak zaman.

 

Dan tentu, dari manfaat yang telah disebutkan, itu hanyalah sebagian kecil dari manfaat membaca. Akan ada manfaat lain yang akan kita rasakan ketika kita telah memahami urgensi dari membaca.

 

(Tulisan diambil dari berbagai sumber terpercaya)

 

*PENULIS ADALAH KOORDINATOR PRESIDIUM MAJELIS FORHATI NASIONAL/DIRUT CEC*


Kamis, 19 Januari 2023 17:09 WIB
Administrator
89 Lihat kali

Tinggalkan Komentar

0 Komentar

Blog Terkait

News
22 Juni 2024 16:23

Tagline "Perubahan" Kader KAHMI Sumut siap tarung di Pilkada Langkat

RUMAH INTUISI - berkepala pelontos berkumis tipis serta berkacamata adalah ciri khas abang yang satu ini. Selasa,14 Mei 2024 lebih kurang sebulan

Lebih Detail
News
21 Juni 2024 07:36

#KAHMIMILENIAL: Candu, cuan dan Secarik kekuasaan!

RUMAH INTUISI - apa yang meyebabkan suara perjuangan akhir-akhir ini semakin sepi, terutama dari kalangan anak muda para aktifis. Beberapa kali

Lebih Detail
News
02 Juni 2024 20:26

Secarik Narasi; Menatap visi misi KAHMI, sebuah Masa depan umat

Rumah Intuisi - Duduk termenung, seonggok lelaki di perempatan itu sepertinya aku kenal. ia terlihat lelah, barusan ikut dalam barisan

Lebih Detail
News
16 Juni 2023 22:30

AIDIL FITRI PETUGAS P3IH ; Urgensi Memaksimalkan Pelayanan Jamaah Haji Lansia

RUMAH INTUISI - Medan/16/-6/2023 Ada yang istimewa dalam momentum ritual pelaksanaan Ibadah haji tahun ini. Tagline program haji kali ini mengusung tema

Lebih Detail